Fimela.com, Jakarta Gedung bersejarah seringkali menyimpan banyak cerita mengenai suatu tempat atau peristiwa. Sayangnya, banyak gedung bersejarah yang kemudian kehilangan nilai-nilai sebenarnya dan beralih dimanfaatkan sebagai tempat pameran atau tempat perbelanjaan. Yang lebih parah lagi, banyak gedung bersejarah yang kemudian ditinggalkan dan dibiarkan terbengkalai begitu saja seperti banyak gedung yang terletak di Kota Bandung yang kemudian menjadi suram karena tidak terawat.
Baca Juga
Salah satu contoh gedung bersejarah di Bandung yang kini terbengkalai dan tidak terawat dapat anda temui di Jalan Asia Afrika. Di samping banyak gedung tua nan megah yang masih ramai dikunjungi, terdapat sebuah gedung yang dulunya memiliki sebuah kisah sejarah namun saat ini tidak banyak dikunjungi orang, apalagi wisatawan. Gedung tersebut terletak di Masjid Raya Bandung dan dapat dengan mudah dikenali karena tulisan “SWARHA” yang menghiasi gedung tersebut sedari dulu.
Advertisement
Gedung SWARHA memiliki gaya arsitektur klasik, meski saat ini gedung ini tampak kusam karena tidak terawat, padahal dulunya gedung ini dimanfaatkan sebagai hotel tempat menginapnya para peserta Konferensi Asia Afrika pertama pada tahun 1955. Saat ini, gedung bersejarah ini hanya dimanfaatkan untuk berjualan. Tetapi itu pun hanya di bagian bawah saja, sementara lantai atas gedung ini dibiarkan begitu saja.
Tidak hanya Gedung SWARHA saja yang nasibnya memprihatinkan, dua buah Bioskop yang pada jaman dahulu sempat juga menjadi tujuan utama masyarakat yang mencari hiburan, yakni Bioskop Elita dan Bioskop Oriental juga telah berubah menjadi pusat perbelanjaan yang dinamai dengan Gedung Palaguna. Tetapi nasib Gedung Palaguna tidak berbeda jauh, di mana gedung ini saat ini telah terbengkalai dan status kepemilikannya dipersengketakan secara hukum.
Selain itu, ada pula Pemandian Tjihampelas yang menjadi asal usul nama Jalan Cihampelas yang kini telah dilupakan nilai-nilainya. Pemandian Tjihampelas sempat berubah fungsi menjadi kolam renang dan merupakan kolam renang pertama di Indonesia yang telah berusia lebih dari 100 tahun. Sayangnya, kolam yang juga menjadi perintis Persatuan Renang Seluruh Indonesia ini telah dihancurkan oleh Kagum Group yang memiliki bisnis besar di sepanjang Jalan Cihampelas. Kolam Renang Cihampelas dihancurkan dan kawasan tersebut direncanakan akan dimanfaatkan untuk membangun sebuah rumah susun sederhana milik (rusunami). Tentu hal ini sangat disayangkan mengingat kembali bahwa gedung maupun tempat publik yang kini telah dilupakan bahkan dihilangkan sebenarnya memiliki nilai sejarah yang amat berharga. (M. Sufyan)