Fimela.com, Jakarta Hari lahirnya Nabi Muhammad SAW atau biasa disebut dengan Maulid Nabi kerap dirayakan umat Islam dengan berbagai cara. Mungkin, kamu yang merayakannya masih ingat, ketika masih kecil pasti diadakan lomba yang berbau keislaman untuk merayakan Maulid Nabi. Seperti lomba membaca Alquran, menghafal surat, lomba azan, qosidah, peragaan busana muslim, dan lainnya.
Baca Juga
Ternyata, beda daerah beda juga tradisinya. Setiap daerah di Indonesia yang memiliki kebiasaan, adat, dan budaya yang berbeda-beda mewarnai perayaan Maulid Nabi. Tak heran, tiap daerah melahirkan tradisi yang sangat berbeda dan unik dibandingkan dengan tradisi di daerah lainnya. Saking uniknya, tiap kali perayaan Maulid Nabi, para turis asing dan lokal pun tergerak untuk menyaksikan perayaan ini. Berikut ini lima tradisi Maulid Nabi yang unik di berbagai daerah.
Bungo Lado. Di kabupaten Padang Pariaman, Sumatra Barat, ada sebuah perayaan Maulid Nabi yang dinamakan dengan tradisi Bungo Lado. Bungo Lado merupakan sebuah pohon hias yang digantungkan banyak uang kertas. Batang pohon tersebut dihias dengan kertas minyak dan berbagai hiasan lainnya. Setiap Maulid Nabi tiba, orang-orang membawa pohon ini. Baik warga lokal maupun pendatang boleh menggantungkan uangnya di pohon tersebut. Nah, uang yang sudah tergantung itu kemudian dikumpulkan dan digunakan untuk pembangunan sebuah masjid.
Advertisement
Muludhen. Lain lagi dengan masyarakat Madura, Jawa Timur yang merayakannya dengan pembacaan barzanji atau riwayat hidup Nabi. Saat pembacaan barzanji, juga ada ceramah tentang kebaikan Nabi Muhammad. Selain barzanji, dalam perayaan Muludhen ini juga ada yang namanya Maulid Agung. Saat Maulid Agung, biasanya para kaum hawa berbondong-bondong membawa talam yang penuh dengan buah-buahan. Nah, buah-buahan ini ditusuk dengan lidi dan diletakkan di tumpeng. Tapi, Liputan 6 menulis, seiring berjalannya waktu, buah-buahan ini kini tergantikan dengan beragam makanan instan dan juga uang.
Kirab Ampyang. Sementara di daerah Jawa Tengah, tepatnya di Loram Kulon, Jati, Kudus, perayaan Maulid Nabi juga mirip dengan Muludhen. Bedanya, mereka menyajikan makanan yang dihias dengan ampyang atau nasi dan krupuk. Makanan yang sudah disusun menyerupai piramid bertingkat ini lantas diarak keliling desa.
Maudu Lompoa Cikoang. Perayaan Maulid Nabi ternyata juga ramai di Sulawesi Selatan. Tepatnya di Cikoang, Takalar, terdapat satu tradisi yang dinamakan Maudu Lompoa Cikoang. Nama ini diambil dari bahasa Makassar. Dalam perayaan ini, kamu tak akan hanya melihat ritual keagamaan. Tapi juga ada pertunjukkan seni atraksi budaya yang dipadukan dengan ritual keagamaan. Jika persiapan peryaan Maulid Nabi di daerah lain hanya membutuhkan satu sampai tiga hari, persiapan perayaan ini membutuhkan waktu 40 hari!
Itu dia empat tradisi saat merayakan Maulid Nabi. Setiap daerah memiliki budaya dan kebiasaan masing-masing. Nilai dan budaya tersebut kemudian saling terjalin dengan budaya Islam sehingga lahir perayaan Maulid Nabi yang sangat unik. Bukan hanya menjadi sekadar perayaan, tapi tradisi ini kerap menjadi magnet bagi para turis asing dan lokal. Kalau di daerah tempat tinggal atau asalmu, bagaimana Maulid Nabi dirayakan? Tulis di kolom komentar yang ada di bawah sini, ya!