Fimela.com, Jakarta Eksklusif, mbaru niang memang tak terdapat di mana pun, kecuali di Wae Rebo, Manggarai, Flores, Nusa Tenggara Timur. Berada jauh di atap pegunungan timur Indonesia, mbaru niang goreskan prestasi membanggakan. Pasalnya, rumah kerucut berlantai lima ini meraih Award of Excellence, sebuah penghargaan tertinggi dalam UNESCO Asia-Pasifc Award for Cultural Heritage Conservation tiga tahun silam.
Mbaru niang yang berarti rumah kerucut dalam bahasa Manggarai ini terpilih berdasarkan sejumlah kriteria, di antaranya bagaimana cerminan semangat lokal yang tertuang dalam arsitektur bangunan, kontribusi terhadap lingkunan sekitar, dan perannya di sejarah serta budaya lokal.
Baca Juga
Rumah beratap jerami ini punya fungsi berbeda di tiap tingkatannya. Pada lantai pertama (lutur) fungsinya untuk mendukung aktivitas sehai-hari sang pemilik. Lantai kedua (lobo) digunakan untuk menyimpan bahan makanan atau barang. Naik ke lantai tiga (lentar), di mana terdapat benih tanaman hasil bercocok tanam. Lantai empat (lempa rae) yang berfungsi sebagai tempat menyimpan cadangan makanan ketika hasil panen sedang sedikit. Sedangkan di lantai teratas digunakan untuk menyimpan aneka sesajian sang pemilik rumah.
Advertisement
Hingga saat ini, terdapat tujuh mbaru niang di Wae Rebo. Demi melihat eksotismenya, para pelancong harus rela menempuh jalur naik-turun yang jauh dari kata mulus. Bahkan di beberapa titik, jalurnya hanya berupa jalan setapak dengan jurang menganga di sisinya. Namun, nuansa sejuk khas pegunungan serta uniknya mbaru niang akan membayar semua lelah ketika sampai di Wae Rebo, desa mimpi di atas awan.