Fimela.com, Jakarta Sebagian besar orang takut membangun bisnis dengan alasan belum ada ide. Setiap kali keluarga atau temannya mendorong untuk berwirausaha, dia pasti menghindar karena idenya terlalu kuno dan tidak cocok diaplikasikan di masa yang modern seperti sekarang ini. Akhirnya, dengan alasan sedang mencari ide yang baru, dia kemudian mengulur-ulur waktu hingga akhirnya ada orang lain yang mengeksekusi idemu dengan lebih baik.
Sebenarnya, untuk membangun bisnis kamu tidak perlu mencari ide baru. Karena ide lama pun bisa kamu ambil dan kembangkan. Banyak orang yang berusaha menjalani hal ini. Tapi sayangnya mereka justru ikut menjalani bisnis yang sama. Ini yang dinamakan bisnis 'menjamur.' Satu orang menjual giok, semua orang langsung jual giok. Sampai-sampai mereka yang tadinya berjualan buah langsung menutup tokonya demi berjualan batu giok.
Advertisement
Baca Juga
Padahal, tidak membutuhkan ide baru bukan berarti kamu copy-paste ide orang lain tanpa mengembangkannya. John Pilmer, editor majalah Entrepreneur mengatakan kalau kamu harus menemukan celah antara teknologi yang sudah ada dengan kebutuhan konsumen. Hal ini akan mendorongmu untuk mengembangkan ide. Dan ketika kamu mengeksekusinya, kamu seakan menciptakan sesuatu yang baru. Karena kamu telah menemukan celah dan permintaan konsumen yang belum terpenuhi.
Seperti halnya YouTube yang sudah berdiri 10 tahun. YouTube sebenarnya bukan wadah pertama di mana orang bisa saling berbagi informasi dalam bentuk video. Konsepnya bukan hal yang baru, karena sebelumnya ada banyak wadah untuk menaruh video dan menyebarkannya selain YouTube. Tapi, Michelle Phan sadar, bahwa orang-orang cenderung lebih menyukai video tutorial. Akhirnya Michelle Phan 'mengajak' mereka untuk membuat video tutorial lebih banyak lagi. sampai-sampai para YouTubers bahkan sanggup mengubah channel-nya menjadi pekerjaan tetap mereka. Akhirnya profit pun membanjir.
Karena itu, jangan takut untuk bereksplor dengan ide-ide yang lama. Jangan terpaku pad ide baru yang tak kunjung menghampiri. Kamu bisa mencari referensi dari berbagai media atau belajar dari para inovator kelas dunia. Sehingga kamu terdorong untuk mengembangkan idenya dengan menemukan gap yang belum terpenuhi.