Fimela.com, Jakarta Entah mengapa, kadang manusia memang tak bisa melakukan segala sesuatu dengan benar. Terlebih, apabila persoalan itu bersinggungan dengan makhluk hidup di luar spesiesnya. Sudah melakukan berbagai upaya untuk bisa berdampingan dengan alam, namun tetap saja ada dampak buruk yang ditimbulkan, termasuk ekowisata.
Walau sudah disebut-sebut sebagai satu wisata yang tak hanya menikmati keindahan alam. Namun karena kedatangan manusia, ekosistem satu tempat tetap punya potensi terancam. Bahkan, peringatan akan hal ini sudah berdatangan dari para ahli ekologi Brasil, Perancis, dan Amerika Serikat. Mereka pun menambahkan kalau alam liar, terutama hewan, terancam keberadaannya karena manusia.
Advertisement
Menurut PLOS Biologi, jumlah turis yang datang ke area konservasi memang terus bertambah setiap tahunnya. Yang membedakan kunjungan ini adalah pihak penanggung jawab area konservasi memperbolehkan turis untuk melihat kehidupan alam liar dengan dalih melestarikan, menompang kesejahteraan 'penduduk' lokal, serta mengambil pelajaran dari satu tempat.
Para peneliti menemukan satu kesimpulan kalau hewan liar yang terus berkomunikasi (bertatap muka) dengan manusia, cenderung punya tingkat angresif lebih rendah daripara mereka yang hidup di area langka kehadiran manusia. Meskipun manusia mengacuhkan hewan liar yang ada di sekitarnya, para predator tetap akan membuat jarak dengan binatang buruannya.
Alhasil, ekosistem pun akan berantakan karena rantai makanan tak berjalan dengan semestinya. Lihat saja daerah-daerah yang ditinggalkan manusia dan jadi rumah bagi perkembangbiakan hewan liar, seperti Chernobyl. Karenanya, kamu harus memikirkan dampak kunjungan sebelum melakukan reservasi perjalanan di tempat-tempat konservatif yang seharusnya jadi rumah seutuhnya bagi para hewan liar.
Baca Juga: Ternyata Kamu Harus Menyobek 'Boarding Pass' Setelah Digunakan