Fimela.com, Jakarta Berita duka datang dari kekayaan berbahasa di Indonesia. Di tengah penyusunan draf rancangan undang-undang (RUU) bahasa daerah, staf ahli Komisi III DPD-RI Multania Retno Tawangsing Lauder menyampaikan ada 14 bahasa daerah di Indonesia yang sudah punah, seperti dikutip dari situs berita nasional di Jakarta. Kepunahan ini karena jumlah penggunanya sedikit dan tidak adanya generasi baru yang menuturkan bahasa tersebut. Duh, miris banget!
Advertisement
Sekitar 14 bahasa yakni 10 dari Maluku Tengah (bahasa Hoti, Hukumina, Hulung, Serua, Te'un, Palumata, Loun, Naka'ela, dan Nila), 2 bahasa Maluku Utara (bahasa Ternateno dan Ibu), dua terakhir berasal dari Papua (bahasa Saponi dan Mapia). Sementara ada pula bahasa yang masih terjaga dan sering juga kamu dengar sehari-hari. Seperti bahasa Minangkabau, Batak, Jawa, Madura, Melayu, Bugis, dan lainnya. Namun perlu diketahui, musnahnya satu bahasa daerah akan berpengaruh besar pada bahasa daerah lainnya sebab ada beberapa kata yang (ternyata) saling menyerap antara daerah satu dengan daerah lainnya.
Hiks, miris, ya. Belum ada langkah pasti bagaimana melestarikan bahasa langka daerah di Indonesia. Tapi pemerintah menghimbau badan daerah untuk terus menggunakan bahasa di wilayah mereka. Itu sebabnya ada pelajaran bahasa daerah saat masih di sekolah namun tentu saja tak semua bisa diadopsi lantaran bahasa daerah di Indonesia berjumlah total 726 bahasa. Jadi diperlukan kesadaran anak mudanya untuk mempelajari demi kelangsungan bahasa langka ini. Ini saatnya kamu gak cuma cas cis cus Inggris, melainkan juga fasih berbahasa sukumu. Kenapa enggak?
Baca juga: Ternyata Warga di 5 Negara Ini Ngerti Bahasa Jawa, Lho!