Fimela.com, Jakarta Moldova, salah satu negara paling miskin di Eropa yang mengharuskan seorang anak berpisah dari orangtuanya. Bukan tanpa alasan, pekerjaan di tanah kelahiran sudah tak bisa digunakan untuk menyambung hidup. Karenanya, mengadu nasib di negeri asing pun rela dilakoni.
Sejak rezim Uni Soviet runtuh, ekonomi kian sulit dan memaksa seperempat populasinya pergi ke luar negeri untuk mencari pekerjaan. Meninggalkan negara dengan tekanan ekonomi yang begitu tinggi, serta hamparan savana berupa bunga matahari yang jadi warna ceria di antara kelamnya Moldova.
Advertisement
Melakoni perjalanan ke tanah sunyi, akan kamu dapati begitu banyak makna hidup di tiap senyum anak-anak yang bertahan dengan bekerja, sekolah, dan bermain dengan begitu ceria. Beratnya hidup seakan tertampik oleh ajakan ceria para bocah yang dikenal ramah pada orang asing.
Bukan jadi destinasi utama di Eropa, negara kecil yang berada di antara Hungaria dan Rumania ini menyimpan warna cerahnya sendiri. Bukan berarti tak menemukan makna perjalanan. Tak ada rombongan turis yang memadati jalan kota membuat perjalanan jadi terasa lebih intim.
Bukan bangunan-bangunan semegah arsitektur di Pargue, Paris, London, maupun Barcelona yang ada di sepanjang jalan kota. Namun, nuansa hangat yang menggantung dengan gamblangnya di atmosfer membuatmu ingin merasakan ritme kehidupan yang begitu santai dan selaras dengan sang waktu.
Perjalanan yang tak mencari kemegahan dan eksotisme secara harfiah, melainkan makna hidup dan kebahagiaan yang tak lupa dipancarkan oleh warga lokal yang hidupnya 'porak-poranda'. Eropa tak selalu megah. Eropa juga punya rupa kegagalan yang tak sepenuhnya runtuh.
Baca Juga: 5 Restoran yang Ada di Stasiun Kereta Api Kota-kota Besar Eropa