Fimela.com, Jakarta Sebagian orang bercita-cita ingin menjadi orang yang sukses. Tapi, apa sebenarnya makna sukses? Dengan latar belakang, pola pikir dan tujuan setiap orang yang berbeda, maka jawaban dari pertanyaan tersebut pun juga berbeda. Pemaknaan sukses enggak bisa dijadikan satu teori mutlak yang bisa dipukul rata, berlaku untuk semua orang.
Beragamnya definisi sukses setiap orang memang bukan satu kesalahan. Kamu sah mendefiniskannya sebagai pencapaian nilai sempurna di kampus. Kamu juga enggak salah ketika mengatakan sukses tergantung banyaknya uang yang kamu miliki. Atau bisa juga seberapa luas koneksi yang kamu jalin.
Advertisement
Pemaknaan sukses yang berbeda juga dimiliki Warren Buffett. Buffett yang sudah terjun ke dalam dunia "permainan" saham sejak umur 11 tahun dan berhasil meraup $15.000 di usianya yang ke-16 ternyata enggak menjadikan angka sebagai tolak ukur kesuksesan. Meskipun tumbuh dan hidup dengan berlimpahnya harta dan kekayaan, tapi bukan berarti uang menjadi segala-galanya dalam hidup. Buatnya, tulis majalah Business Insider, yang menjadi ukuran sebuah kesuksesan adalah berapa banyak orang yang mencintainya.
Alice Schroeder, penulis biografi Buffett yang diberi judul "The Snowball: Warren Buffett and the Business of Life," menulis bahwa Buffett suatu hari ditanya oleh salah satu siswa di Georgia Tech tentang apa kesuksesan dan kegagalan terbesarnya. Sukses adalah berapa banyak orang yang mencintaimu, dan mereka benar-benar mencintaimu."
Masalahnya, kamu enggak bisa membeli cinta itu sendiri. Satu-satunya jalan untuk bisa dicintai adalah kamu harus menjadi orang yang menyenangkan. Katanya, semakin banyak kamu menyebarkan kasih sayang, semakin banyak orang menyayangimu kembali. Begitu sederhananya prinsip dan definisi sukses bagi seorang Warren Buffett. Kalau kamu, apa yang menjadi tolak ukur kesuksesan?
Baca juga: 6 Pelajaran dari Mark Cuban dan Bill Gates agar Kamu Jadi Sukses