Fimela.com, Jakarta Kamu pasti masih ingat kisah sepasang kekasih sesama jenis yang menikah di Pulau Dewata. Juga kisah-kisah para LGBT (lesbian, gay, bisexual, transgender) di Amerika Serikat yang kini sudah bisa menikah dengan legal di bawah hukum. Tapi, apa kabar dengan mereka yang saling mencintai, tapi terbentur hukum dan norma di negaranya?
Mereka yang mencintai pasangan sesama jenisnya kerap mengalami kesulitan untuk berkencan dan saling berkumpul. Seperti yang dilansir ABC News, ada seorang pria yang mengaku homoseksual. Dia tahu, bahwa homoseksual di negaranya, Saudi Arabia, terlarang. Dia bahkan mengaku sudah berdoa supaya enggak tertarik lagi dengan sesama jenis. Tapi tetap saja enggak bisa berubah.
Advertisement
Gay di sana terlarang. Tapi mereka enggak bisa berbuat apa-apa. Meskipun begitu, mereka tetep berusaha untuk menemukan jalan agar bisa bersosialisasi dengan sesamanya. Ada beberapa cafe yang memang digunakan sebagai lokasi untuk bertemu dengan para gay. Misalnya di cafe. Tapi setiap kali mereka ke sana, raasa khawatir langsung merenggut niat mereka.
Para petugas pasti menangkap mereka. Salah satu warga Mekah, mengaku ingin pergi untuk berkumpul. Tapi takut ditangkap dan diperlakukan dengan kejam oleh para petugas. Karena dibatasi hukum dan norma, mereka akhirnya berusaha mencari jalan ke negara lain. Mencari 'rumah' lain di mana mereka bisa diterima dengan hangat dan merasa bebas. Contohnya ke Thailand.
Orang-orang ini juga enggak seberuntung para LGBT di negara-negara yang memang sudah melegalkannya. Bukan hanya penerimaan masyarakat, tapi juga akses forum online untuk saling bertegur sapa dan mencari pasangan. Di Saudi Arabia, ada dua situ yang diblokir dan sudah enggak bisa diakses; arab-gay.com dan manhunt.com.
Di Suriah, ada satu blog yang berisikan tentang kiat-kiat berplesir untuk kaum LGBT supaya bisa hangout dengan aman di Aleppo dan Damaskus. Para turis asing dan lokal kemudian bisa berkunjung ke hammams atau pemandian umum, di mana mereka bisa berkumpul dan bertemu dengan pasangan sejenisnya. Tapi, tentu saja dengan sangat hati-hati.
Kehati-hatian juga merupakan keharusan bagi kaum LGBT di Mekah. Mereka memang masih bisa mengakses gay group di Facebook. Tapi harus dengan kehati-hatian yang ekstra. Kalau kurang hati-hati dan menimbulkan kecurigaan, mereka bisa ditangkap. Seperti di Mesir, para petugas telah menangkap dan menyiksa orang-orang yang diduga homoseksual.
Ternyata enggak semua kaum LGBT seberuntung pasangan yang melakukan pernikahan sejenis di Bali. Banyak kaum LGBT yang masih belum bisa diterima di kalangan masyarakat dan negaranya. Mereka masih memperjuangkan cinta dan kebebasannya.
Baca juga: Perkawinan Paling Mengejutkan Daripada Pernikahan Sejenis di Bali