Fimela.com, Jakarta Kamu mungkin pernah mendengar tragedi Colombia, di mana seorang jurnalis muda bernama Alba Núñez Vargas terbunuh di depan kantor stasiun radi tempatnya bekerja. Pembunuhan tersebut terjadi pada siang, delapan hari yang lalu. Kasus terbunuhnya jurnalis ini ternyata bukan terjadi kali ini saja.
Data menurut Reporters Without Borders, dalam Press Freedom Barometer, menunjukkan bahwa tahun ini saja sudah ada 42 jurnalis yang terbunuh. Di antaranya terdapat beberapa kisah tragis terbunuhnya jurnalis yang sangat menyedihkan. Beberapa kasus terjadi tahun ini, ada juga kasus lama namun jiwa semangatnya masih terasa hingga sekarang. Berikut ini tujuh kisah tragis para jurnalis.
Alison Parker dan Adam Ward
Advertisement
Kamu mungkin pernah mendengar tentang kasus penembakan Virginia yang menewaskan dua jurnalis CBS di Virginia, Amerika Serikat. Kedua jurnalis ini ditembak, pada rabu (26/8) lalu, ketika sedang melakukan siaran langsung di dekat Smith Mountain Lake, di Moneta. Mereka saat itu sedang mewawancarai Vicki Gardner, direktur eksekutif kamar dagang lokal. Ketiganya saat itu diserang oleh seseorang yang bersenjata.
Menurut hasil investigasi, pembunuhnya diidentiffikasikan sebagai Vester Lee Flanagan II, dengan nama samaran Bryce Williams. Belakangan diketahui dia adalah mantan reporter WDBJ.
Fuad M. Syafruddin
Pembunuhan terhadap jurnalis ternyata enggak hanya terjadi di luar negeri, tapi juga di negara kita. Fuad M. Syafruddin, atau yang biasa dipanggil Udin ini adalah wartawan Bernas Yogyakarta. Udin meninggal di Yogyakarta 19 tahun lalu. Namun sampai sekarang kasusnya belum terpecahkan.
Wartawan berjiwa pemberani ini dulu sering menulis berita mengenai isu korupsi dan suap di tubuh Pemkab Bantul pada masa pemerintahan Bupati Sri Roso Sudarmo. Dia meninggal karena dianiaya orang tak dikenal di depan rumah kontrakannya, di dusun Gelangan Samalo. Hingga kini kasusnya masih belum selesai.
Charlie Hebdo
Kamu pasti masih ingat kejadian ini. Ketika 12 orang yang berada di kantor majalah mingguan Charlie Hebdo di Paris, Perancis terbunuh. Motifnya adalah kartun Nabi Muhammad yang mereka gambar. Pelaku belakangan diketahui adalah kakak beradik Saïd dan Chérif Kouachi.
Marie Colvin
Nama aslinya adalah marie Catherine Colvin, jurnalis wanita asal Amerika yang bekerja untuk The Sunday Times tewas tertembak ketika sedang meliput pengepungan Homs, di Suriah, tiga tahun lalu.
Pada saat itu, Colvin sedang berada di sebuah bangunan yang berfungsi sebagai pusat pers darurat. Kebiasaan di Suriah memang harus melepaskan sepatu. Ketika Colvin menyadari kalau bangunan tersebut menjadi target, dia langsung bergegas mengambil sepatunya di aula. Tapi roket saat itu juga mendarat ke tanah, dengan jarang hanya beberapa meter dari tempat Colvin.
Tim Hetherington
Timothy Alistair Telemachus "Tim" Hetherington, foto jurnalis asal Inggris yang telah banyak menyumbangkan karyanya untuk dua jurnalistik. Mulai dari buku, film, dan maha karya lainnya. Dia juga merupakan kontributor tetap vanity Fair.
Hetherington gugur empat tahun lalu, saat meliput garis depan di Misrata, Libya. Saat itu sedang ada perang sipil Libya. Dia meninggal akibat peluru yang menembus kepalanya. Serangan ini juga menewaskan seorang fotografer Chris Hondros dan melukai fotografer Guy Martin.
Tragedi di Mogadishu
Terjadi penyerangan terhadap sebuah hotel di Moghadsihu, Somalia dua bulan lalu. Serangan ini menewaskan 13 orang termasuk dua jurnalis di antaranya. Kedua jurnalis yang gugur (26/7) tersebut adalah Abdihakin Mohamed Omar, seorang produser dari Somali Broadcasting Corporation (SBC) dan Mohamed Abdikarim Moallim Adam, reporter yang bekerja untuk Universal TV.
Keenam jurnalis di atas gugur dalam tugasnya. Dalam usaha menyampaikan suara dan keadilan. Meskipun raganya sudah menyatu dengan bumi, tapi semangat juang dalam mendapatkan informasi untuk disiarkan tetap membara. Selamat jalan jiwa-jiwa pemberani. Kami akan meneruskan semangat dan juang kalian.
Baca juga: Kisah Tragis Alba Núñez Vargas, Jurnalis Colombia yang Terbunuh