Fimela.com, Jakarta Ratu Elizabeth II, ratu monarki konstitusional dari 16 negara berdaulat. Kebayang dong gimana sulitnya doi mengelola negara? Jangan! Jangan dibayangin, nanti kamu malah berimajinasi bukan baca artikel ini.
Wanita berusia 89 tahun asal Britania Raya ini memulai tugas sosialnya saat Perang Dunia II sebagai anggota palang merah. Tapi, kala itu ia belum dinobatkan menjadi Ratu. Baru di tahun 1953 ia dinobatkan dan acara penobatan tersebut adalah yang pertama disiarkan oleh televisi. Nggak usah mimpi nonton. Bukan permasalahan kamu belum lahir (atau mungkin udah?), tapi saat itu televisi belum masuk ke Indonesia.
Advertisement
Jadi Ratu bukan jaminan nggak sedih, lho. Nggak percaya? Yaudah. Tapi serius deh ini. Ratu Elizabeth juga pernah merasakan tahun-tahun duka dihidupnya. Kematian ayahnya, George VI, saat usia 56 tahun, pembunuhan paman Pangeran Philip, kehancuran rumah tangga putra-putrinya pada tahun 1992, kematian menantunya, Diana, Putri Wales pada tahun 1997, serta kematian ibu dan adiknya pada tahun 2002.
Nggak ada bedanya ya sama hidup kamu yang menahan segala kepedihan? Nggak usah nyamain! Doi ratu. Lah, kamu siapa? (Jawabannya bukan orang ganteng atau Batman). Ratu Elizabeth II ini juga jarang menggelar wawancara. Karena itu, publik sedikit tahu tentang pribadinya. Bukan berarti Ratu Elizabeth II ini jadi lalai. Ia memenuhi sumpah penobatannya dengan sungguh-sungguh.
Dikenal juga sebagai pribadi yang religius. Ratu Elizabeth II seorang pengikut Gereja Skotlandia. Beliau juga sering kali menghadiri dialog lintas agama dan telah bertemu dengan para pemimpin gereja dan agama lain, termasuk tiga paus: Yohanes XXIII, Yohanes Paulus II, dan Benediktus XVI.
Itu dia hal-hal yang bisa bikin kamu ngerasa lebih dekat sama Ratu Elizabeth II. Cuma ngerasa, lho. Jangan sok akrab apalagi tegur sapa kalo ketemu di jalan (?).
Baca juga: Setelah Ibu Kate Middleton, Giliran Elizabeth II Ketemu Charlotte