Fimela.com, Jakarta Fenomena suara terompet dari langit memang mengejutkan. Kehebohan yang dimulai sejak 2011 ini baru terasa sekarang dan banyak orang menganggap itu sangkakala. Sebenarnya bisa jadi kewajaran jika kita mendadak mendengar suara asing dari langit. Mengapa bisa begitu? Nih, simak ulasan Bintang.com mengenai alam semesta.
Sifat manusia yang kepo (ingin tahu) membuat banyak orang ingin mengetahui bagaimana bentuk bumi dan isinya yang mereka tinggali. Berbagai penelitian dilakukan untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itu. Mulai dari eksplorasi Archimedes hingga Galilea Galileo. Awalnya, banyak manusia beranggapan bahwa bumi itu datar dan dikelilingi matahari.
Advertisement
Namun, pernyataan itu terbantah oleh Galilea Galileo yang melakukan penelitian dan menunjukkan hasil bahwa bumi itu bulat dan mengelilingi matahari. Eits tapi nggak hanya sampai di situ aja manusia kepo akan tempat mereka berpijak. Lebih lanjut lagi, keingintahuan soal bagaimana bentuk alam semesta.
Berkat teknologi yang semakin canggih, membuat salah satu profesor dari Ulm University Jerman bernama Frank Steiner memecahkan pertanyaan itu dengan menggunakan WMAP (Wilkinson Microwave Anisotropy Prob) alat canggih yang dipunya NASA (National Aeronautics and Space Administration). Alat itu merekam bagaimana keadaan alam semesta yang sebenarnya.
Dari apa yang terlihat dari WMAP, Frank Steiner menyimpulkan bahwa alam semesta berbentuk seperti terompet. Kok bisa? Iya, jadi WMAP merekam di mana bagian ujung (belakang) dari alam semesta adalah bagian yang tidak bisa di amati, dan bagian depan adalah bagian yang bisa terlihat oleh WMAP.
Penelitian tersebut membuat umat manusia percaya bahwa fenomena suara terompet dari langit itu bisa jadi benar sebab alam raya ini memang berbentuk alat musik itu.