Fimela.com, Jakarta Batu Bacan sudah dikenal sejak tahun 1960an, bacan merupakan salah satu kekayaan alam Maluku Utara. Istilah nama Bacan diambil dari nama Pulau Bacan yang digunakan sebagai tempat perdagangan batu itu. Padahal, pulau penghasil Batu Bacan sendiri adalah Pulau Kasiruta yang jaraknya tidak jauh dengan Pulau Bacan. Ingin tahu lebih jelas mengenai sejarah Batu Bacan? Yuk, kita simak rangkuman yang Bintang.com siapkan. Cus!
#1
Batu Bacan terdapat di Pulau Kasiruta bukan pulau Bacan, karena pusat pemerintahan terdapat di Labuha, Pulau Bacan maka batu tersebut dinamai Batu Bacan.
Advertisement
#2
Dulu, Batu Bacan tidak dihargai semahal seperti sekarang karena dulu tidak ada pembeli lokal dan pembeli dari luar daerah. Pada saat itu, tidak ada masyarakat yang mencari nafkah mencari batu bacan (penambang).
#3
Jaman dulu di Maluku Utara jika ada petani yang menemukan batu bacan tidak dijadikan cincin, melainkan ditukar dengan barang-barang sembako.
#4
Orang yang pertama kali membeli batu bacan dengan harga mahal adalah turis dari Singapura. Turis dari Singapura membeli batu bacan 10 kilogram dengan harga Rp 7 juta, pada 1990.
#5
Setelah pembelian termahal dari turis Singapura, Batu Bacan lama kelamaan menjadi terkenal di mancanegara. Kepopuleran Batu Bacan di mancanegara sekitar tahun 2005.
#6
Peminat Batu Bacan terbanyak pada waktu itu adalah kalangan dari Suku Tionghoa. Warna yang mereka minati adalah warna hijau, biru, dan merah. Tetapi Batu Bacan yang berwarna merah sulit untuk dicari.
#7
Pada 2009 Batu Bacan mulai diburu banyak kalangan mulai dari Jakarta, dan berbagai tempat lainnya di Indonesia. Harga Batu Bacan pada waktu itu cupuk bervariasi, pasalnya harga Batu Bacan ditentukan dari motif dan jenisnya.
Sekilas sejarah unik Batu Bacan diatas semoga bisa menambah wawasan, para pecinta batu akik ya.