Fimela.com, Jakarta Duo Bali Nine dan eksekusi mati atas mereka menjadi penyebab utama memanasnya hubungan diplomatik antara Indonesia dan Australia. Kedua warga Negeri Kangguru itu dijerat hukuman tembakan hingga tewas sebab terbukti menyelundupkan heroin seberat hampir delapan kilogram. Jumlah yang sungguh besar dan menjadi kejahatan narkotika pertama di negara ini.
Australia sungguh tidak terima warga mereka ada yang dieksekusi di Indonesia. Bahkan Perdana Menteri Tony Abbott terang-terangan melayangkan pernyataan bernada ancaman pada kita.
Dilansir dari berbagai sumber termasuk hariaan Sydney Morning Herald, ini gertakan Australia pada Indonesia pasca eksekusi mati Duo Bali Nine.
Advertisement
Tarik Duta Besar Dari Indonesia
Perdana Menteri Australia Tony Abbott dan Menteri Luar Negeri Julie Bishop tengah mempertimbangkan untuk mencabut duta besar untuk Indonesia, Paul Grigson.
Padahal selama terjadi ketegangan antara Australia dengan negara lain, mereka gak sampai menarik duta besarnya. Warga Australia ada pula yang dieksekusi di Malaysia pada 1986 dan 1993, serta di Singapura (2005), tapi duta besarnya gak dipulangin, tuh. Sentimen banget, kan?
Memotong Dana Bantuan
Gara-gara Duo Bali Nine dieksekusi Australia juga berencana memotong bantuan mereka kepada Indonesia sebesar Rp 7,7 miliar di tahun ini.
Tidak Ada Pertemuan Dua Negara
Dalam waktu tertentu Australia juga mengancam bakal menarik diri dari pertemuan tingkat tinggi dengan Indonesia. Mereka bakal bodo amat meski pertemuan tersebut penting. Lha, gitu.
Menolak Dukung Indonesia
Australia juga menolak untuk memberi dukungan pada Indonesia di forum Internasional mana pun.
Menangguhkan Kerja Sama
Seorang pengamat hubungan Internasional Australia, Dave McRae mengatakan pemerintah Negeri Kangguru ini harus tegas dan bila perlu menangguhkan kerja sama dengan Indonesia selama satu periode atau lima tahun!
Semua gertakan ini untuk menunjukkan kepada Indonesia bahwa eksekusi mati itu berdampak sangat luar biasa. Australia mungkin tidak sadar, mereka tak pernah mengecam hukuman mati yang terjadi di Amerika Serikat padahal masih ada 3.000 narapidana yang menunggu ajal lewat suntik mematikan.
China juga mengeksekusi ribuan orang saban tahun. Tapi Australia adem ayem aja. Kenapa mereka keras dengan negara ini, ya? Hmmm ...