Fimela.com, Jakarta Ada banyak tempat di seluruh dunia yang tidak hanya diduduki secara alami oleh manusia, tetapi juga didominasi oleh hewan. Berikut tempat-tempat di mana populasi hewan mendominasi populasi manusia.
Pulau Kau'a, Hawaii: Ayam
Advertisement
Kabarnya, orang-orang Polinesia membawa ratusan ayam menggunakan kano ke pulau ini sebagai sumber makanan utama. Sejak saat itu, populasi ayam di Pulau Kau'a bertumbuh pesat. Sehingga saat ini dapat ditemui ayam-ayam yag berkeliaran di jalanan. (Sumber gambar: flickr.com)
Colosseum, Roma: Kucing
Colosseum dulunya adalah tempat para gladiator bertarung. Sekarang tempat ini menjadi rumah bagi sedikitnya 200 ekor kucing. Iklim hangat, populasi tikus dan burung dara yang banyak, dan kemurahan hati manusia, menjadikan para kucing hidup dengan nyaman. Faktanya, lebih dari 120 ribu ekor kucing liar tinggal di kota Roma. Terlebih, peraturan lokal menetapkan sekelompok kucing yang berjumlah lebih dari 5 ekor dianggap sebagai koloni yang dilindungi dan tidak boleh diganggu oleh manusia. (Sumber gambar: flickr.com)
Pesisir Pantai Assateague, Perbatasan Maryland dan Virginia, Amerika: Kuda
Kuda-kuda di daerah ini dikabarkan berasal dari kapal Spanyol yang tenggelam. Namun ada juga yang mengatakan kuda-kuda ini dilepas di pesisir pantai oleh para pemiliknya untuk menghindari pajak. (Sumber gambar: gosoutheast.about.com)
Wilayah Nara, Jepang: Rusa
Legenda mengatakan bahwa dewa Takemikazuchi tiba di Nara mengendarai rusa putih untuk menjaga Heijo-kyo yang dulunya sebuah ibukota. Sejak saat itu, rusa dikenal sebagai pendung kota dan dibiarkan bebas berkeliaran tanpa diganggu. Saat ini terdapat lebih dari 2000 ekor rusa di daerah ini. (Sumber gambar: hafta.az)
Pulau Ilha de Queimada Grande, Brazil: Ular Emas Berkepala Tombak
Pulau ini merupakan rumah bagi 4000 ekor ular emas berkepala tombak. Racun ular ini dikenal paling beracun sedunia. Gigitannya bertanggungjawab pada 90% gigitan ular yang menyebabkan kematian di Brazil. Pemerintah Brazil sendiri sudah melarang pulau ini untuk dikunjungi oleh siapapun. (Sumber gambar: nonmodernblog.com)
Pulau Karang Besar, Kepulauan Bahama: Babi
Pulau kecil ini merupakan rumah bagi lusinan babi liar (dan beberapa kucing liar) yang dapat sering ditemukan berenang di air hangat Atlantic atau berjemur di pantai. (Sumber gambar: onehappyflower.com)
Pulau Okunoshima, Jepang: Kelinci
Antara 1929 dan 1945, Pulau Okunoshima digunakan oleh para tentara Jepang untuk memproduksi dan menguji gas beracun. Subjek tesnya? Puluhan koloni kelinci yang dibawa ke pulau tersebut untuk mempelajari dampak dari racun. Sekarang, ratusan kelinci menduduki pulau tersebut. Banyak orang percaya kalau kelinci-kelinci yang sekarang menduduki pulau tersebut adalah keturunan dari para kelinci percobaan malang di masa lalu. (Sumber gambar: weather.com)
Palos Verdes Peninsula, Los Angeles, Amerika: Burung Merak
Hampir selama 100 tahun, penduduk Rolling Hills Estate, pemukiman kecil di Palos Verdes Peninsula, berbagi tempat tinggal dengan kelompok besar burung merak liar. Seorang penduduk yang membawa pulang beberapa ekor burung merak karena terpesona ketika melihat mereka di India, dipercaya merupakan asal dari 1000 ekor lebih burung merak di daerah ini. (Sumber gambar: flickr.com)
Pulau Natal, Australia: Kepiting
Penduduk Pulau Natal berbagi tempat tinggal mereka dengan lebih dari 50 juta kepiting merah. Jumlah tersebut akan membengkak hingga 100 juta selama masa kawin. (Sumber gambar: viralnova.com)
Pulau Ramree, Myanmar: Buaya
Pulau ini menjadi terkenal karena sesuatu yang terjadi di rawanya pada musim dingin 1945. Pasukan Jepang yang berjumlah lebih dari 1000 orang memasuki kawasan rawa besar untuk bersembunyi dari pasukan sekutu yang mengepung mereka. Cedera dan lelah, para tentara itu tidak tahu kalau perjalanan mereka akan berakhir dengan cepat ketika buaya air asin yang tak terhitung jumlahnya hadir di tempat itu dan mulai menyerang mereka. Banyak dari mereka yang tidak selamat dari serangan itu. Salah satu yang selamat menceritakan ada lebih dari 980 tentara tewas. Sampai sekarang, rawa di Pulau Ramree masih menjadi rumah bagi para buaya air asin raksasa yang panjangnya bisa mencapai lebih dari 20 kaki. (Sumber gambar: youtube.com)