Sukses

Lifestyle

5 Fakta yang Membuat Ali Sadikin Dikenang Sepanjang Masa

Fimela.com, Jakarta Ali Sadikin adalah gubernur yang sangat berjasa dalam mengembangkan Jakarta menjadi sebuah kota metropolitan yang modern. Di bawah kepemimpinannya, Jakarta mengalami banyak perubahan karena proyek-proyek pembangunan buah pikiran gubernur yang akrab dipanggil Bang Ali ini. Bintang.com punya 5 fakta menarik dari gubernur yang menjabat selama 10 tahun (1966-1977) di Jakarta ini.

 

Belajar Tata Kota dari Las Vegas

Studi banding ke Las Vegas sebenarnya di luar rencana. Awalnya Bang Ali terbang ke California untuk operasi tumor usus. Namun sesampainya di sana, dokter mengatakan tumor yang dideritanya bisa sembuh tanpa harus operasi. Karena tidak jadi operasi, Bang Ali memutuskan untuk mengunjungi kota-kota di Amerika yang terkenal modern dan serba wah. Las Vegas menjadi salah satu kota yang dipilih sebagai tempat yang cocok untuk studi banding. Bang Ali pun kemudian mempelajari bahwa suatu kota dikatakan baik bila mampu mengembangkan dunia pariwisata dan rekreasi. Hasil pengamatannya itulah yang kemudian dia coba terapkan di Ibukota Jakarta. (Sumber gambar: media.pylonfootball.com)

Tampar Direktur Proyek Nakal

Penamparan tersebut terjadi ketika Bang Ali meninjau suatu proyek massal. Bang Ali terkejut karena pembangunan proyek itu macet lantaran kontraktor terlambat memasok semen. Bang Ali pun segera mengecek permasalahannya.

Ternyata direktur perusahaan itu melanggar kontrak. Harusnya dia mengirim semen langsung dari pabriknya, bukan dari grosir atau tangan ketiga. Tentu saja hal ini memperlambat pekerjaan. Maka Bang Ali minta agar direktur perusahaan pemasok semen itu dipanggil. Direktur tersebut baru datang pada panggilan ketiga setelah mangkir sebanyak 2 kali.

Bang Ali bertanya kenapa sampai terlambat. Apakah dia tidak sadar bahwa proyek ini untuk kepentingan warga ibukota? Ternyata jawabannya berbelit-belit dan tidak jelas. Bang Ali pun naik pitam dan langsung menampar direktur itu. Tidak cukup sekali, Bang Ali menamparnya tiga kali. (Sumber gambar: kaskus.com)

 

Pembenahan Besar-Besaran Transportasi Jakarta

Hari kedua menjabat, Bang Ali naik bus umum keliling kota. Dia terhenyak melihat buruknya pelayanan bus kota yang tidak manusiawi. Penumpang berjejalan dan mandi keringat. Sopir bus berhenti dan ngetem seenaknya. Bang Ali pun mengusahakan agar Jakarta punya bus kota yang layak. Maka beliau pun mendatangi Bappenas untuk minta bantuan bus kota. Akhirnya Jakarta mendapat bantuan dari Amerika Serikat sehingga tahun 1967, jumlah bus di ibukota mencapai 500 buah. Bang Ali juga membangun halte yang memadai dan terminal bus di Lapangan Banteng, Blok M, Cililitan, Pulo Gadung dan Grogol. (Sumber gambar: infoindonesiakita.com)

 

Malam Muda Mudi

Saat menjabat orang nomor satu di DKI, Bang Ali membuat wacana yang tak logis tetapi disenangi kawula muda, yaitu kegiatan malam muda-mudi. Wacana itu awalnya bentuk keprihatinan Bang Ali melihat banyak pemuda Jakarta yang dirundung masalah, baik urusan negara  seperti kasus korupsi hingga permasalahan ekonomi seperti sulitnya mencari pekerjaan di ibu kota.

Berangkat dari rasa iba itulah, Bang Ali akhirnya berinisiatif untuk merangkul para pemuda Jakarta untuk sejenak melupakan segala bentuk masalahnya. Hingga lahirlah yang namanya kegiatan malam muda mudi. Di awal tahun 1970-an, Bang Ali sengaja memasukkan agenda malam muda mudi itu dalam rangkaian event Pekan Raya Jakarta. Acara ini diselenggarakan di sepanjang Jalan MH Thamrin. (Sumber foto: cekricek.co.id)

 

Gubernur Maksiat

 

Ketika Jakarta dipimpin oleh Bang Ali, 60 Persen atau sekitar 3 juta warga kota tinggal di daerah pemukiman kumuh. Dari angka itu, lebih dari 60 persen anak-anak tidak bersekolah. Kondisi itu diperparah dengan masalah keamanan yang mendesak untuk segera dibenahi dan Para PNS yang digaji tidak memadai. Sedangkan kas pemerintah daerah hanya Rp 18.

Maka Bang Ali membuat gebrakan. Dia mengadakan lotto/hwa-hwe (semacam judi) yang dilegalkan. Selain itu Bang Ali juga menaikkan pajak balik nama kendaraan bermotor, memungut pajak judi untuk kaum Tionghoa, serta menjadikan Kramat Tunggak sebagai tempat lokalisasi PSK. Akibatnya berbagai gebrakan tersebut, Bang Ali mendapat sorotan publik. Dia dijuluki 'Gubernur Maksiat' dan istrinya dijuluki 'Madame Hwa-Hwe. Namun Bang Ali menanggapi julukan itu dengan cuek karena semua itu juga untuk kebaikan warga. (Sumber gambar: 108csr.com)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading