Fimela.com, Jakarta Dalam budaya Jawa, memiliki peninggalan budaya berupa pepatah Jawa. Pepatah Jawa memiliki banyak nasihat yang penuh makna, yang bisa dijadikan sebagai warisan budaya, untuk mengajarkan kehidupan yang lebih baik menurut budaya Jawa.
Banyak pepatah Jawa yang masih digunakan sampai sekarang, bahkan ada sebagian orang yang menjadikan pepatah Jawa sebagai pedoman hidup, intropeksi diri, kekuatan untuk menjalani kehidupan sehari-hari dan sebagai motivasi kehidupan.
Menggunakan pepatah Jawa sebagai pedoman hidup, merupakan bentuk dari melestarikan budaya Jawa. Selain itu, pepatah Jawa juga bisa dijadikan sebagai pengingat agar lebih berwaspada saat menjalani hari. Berikut kumpulan pepatah Jawa yang berisi nasihat dan penuh makna, dilansir dari Bola.com:
Advertisement
BACA JUGA
Advertisement
Pepatah Jawa Berisi Nasihat
1. "Mikul dhuwur mendhem jero".
Seorang anak yang menjunjung tinggi derajat orang tua.
2. "Becik ketitik, ala ketara".
Perbuatan baik akan selalu dikenali, dan perbuatan buruk nantinya juga akan diketahui juga.
3. "Dhemit ora ndulit, setan ora doyan".
Berupa doa dan harapan agar selalu diberi keselamatan, tidak ada suatu halangan dan rintangan.
4. "Adigang, adigung, adiguna".
Mengandalkan kekuatan, kekuasaan, dan kepintarannya.
5. "Sepi ing pamrih, rame ing gawe".
Melakukan pekerjaan tanpa pamrih.
6. "Rukun agawe santosa, crah agawe bubrah".
Hidup rukun pasti akan hidup sentosa, sebaliknya jika selalu bertikai pasti akan bercerai.
7. "Kakehan gludug kurang udan".
Terlalu banyak bicara namun tidak pernah memberi bukti.
8. "Desa mawa cara, negara mawa tata".
Setiap daerah memiliki adat istiadat atau aturan yang berbeda.
9. "Dudu sanak dudu kadang, yen mati melu kelangan".
Meskipun tidak ada ikatan darah, namun terasa sudah seperti bagian dari keluarga, yang jika ada duka, ikut merasa sedih dan kehilangan.
10. "Ngajari bebek nglangi".
Pekerjaan yang tidak ada manfaatnya.
11. "Dandhang diunekake kuntul, kuntul diunekake dandhang".
Perkara yang buruk dianggap baik, sedangkan yang baik dianggap buruk.
12. "Gupak pulute ora mangan nangkane".
Sudah ikut berjuang susah payah, tapi tidak ikut menikmati hasilnya.
13. "Lambe satumang kari samerang".
Orang yang sudah berkali-kali dinasehati, tapi tak juga didengarkan.
14. "Nabok nyilih tangan".
Menggambarkan orang yang tidak berani menghadapi musuhnya dan meminta bantuan orang lain diam-diam.
15. "Urip iku urup".
Hidup itu hendaknya memberi manfaat bagi orang lain di sekitar kita. Sekecil apa pun manfaat yang kita berikan, jangan sampai menjadi orang yang meresahkan masyarakat.
Pepatah Jawa Penuh Makna
16. "Aja gumunan, aja getunan, aja kagetan, aja aleman".
Jangan mudah terheran-heran, jangan mudah menyesal, jangan mudah terkejut-kejut, jangan manja.
17. "Aja kuminter mundak keblinger, aja cidra mundak cilaka".
Jangan merasa paling pandai agar tidak salah arah, jangan suka berbuat curang agar tidak celaka.
18. "Mangan ora mangan sing penting ngumpul".
Makan tidak makan yang terpenting adalah bisa berkumpul.
19. "Kacang ora ninggal lanjaran".
Kebiasaan anak selalu meniru dari orang tuanya.
20. "Kebo mulih menyang kandhange".
Sejauh-jauh seseorang pergi, akhirnya akan pulang ke kampung halamannya.
21. "Bathok bolu isi madu".
Menggambarkan orang dari kalangan bawah, tapi kaya ilmu pengetahuan.
22. "Busuk ketekuk, pinter keblinger".
Orang bodoh atau pandai suatu saat sama-sama akan mengalami keusulitan.
23. "Pitik trondhol diumbar ing padaringan".
Orang yang diberi kepercayaan barang berharga, pada akhirnya hanya bisa menghabiskannya.
24. "Asu rebutan balung".
Manusia berkonflik untuk memperebutkan suatu hal yang sifatnya sepele atau remeh temeh.
25. "Beda-beda pandumaning dumadi".
Tuhan Yang Maha Adil memberikan anugerah yang adil kepada seluruh makhluk ciptaanNya.
26. "Bibit, bebet, bobot".
Menilai kualitas berdasarkan asal muasal, peranan, dan kiprah yang telah diperbuat.
27. "Dhuwur wekasane, endhek wiwitane".
Kesengsaraan yang membuahkan kemuliaan
28. "Diobong ora kobong, disiram ora teles".
Menjadi pribadi yang ulet, tekun, tangguh menghadapi segala ujian dan rintangan, hingga berhasil merengkuh kemuliaan serta kejayaan
29. "Dumadining sira iku lantaran anane bapa biyung ira".
Terjadinya dirimu karena diciptakannya ibu bapakmu sehingga kedua orang tua harus dimuliakan.
30. "Jaman iku owah gingsir".
Ruang, waktu, serta zaman akan selalu dinamis dan berubah.
Advertisement
Pepatah Jawa Sebagai Pedoman Hidup
31. "Kaya banyu karo lenga".
Tidak pernah rukun ibarat air dan minyak.
32. "Kebo nyusu gudel".
Kaum tua menimba ilmu atau berguru kepada kaum muda
33. "Krido lumahing asto".
Hamba yang mengemis dan peminta-minta.
34. "Kutuk marani sunduk".
Mendekati mara bahaya
35. "Lamun sira durung wikan alamira pribadi, mara takona marang wong kang wus wikan".
Jikalau engkau belum memahami alam pribadimu, hendaknya engkau bertanya kepada yang telah memahaminya.
36. "Manungsa iku kanggonan sipating Pangeran".
Manusia itu memiliki sifat Tuhan.
37. "Nguyahi banyu segara".
Melakukan suatu perbuatan yang sia-sia belaka, ibarat menggarami lautan.
38. "Ngono ya ngono ning aja ngono".
Boleh saja engkau berperilaku sekehendak mu, namun jangan sampai melanggar nilai atau norma sehingga merugikan orang lain.
39. "Sapa sira sapa ingsun".
Janganlah menggurui, memerintah serta mencampuri urusan orang lain tanpa izin, apalagi memaksakan kehendak, biarlah masing-masing memiliki prinsip, pandangan, keyakinan serta pemikiran.
40. "Surga manut neroko katut".
Kehidupan seorang istri ditentukan dari baik-buruknya agama suami.
41. "Urip iku saka Pangeran, bali marang Pangeran".
Hidup itu berasal dari Tuhan dan akan kembali kepada Tuhan
42. "Wani ngalah, luhur wekasane".
Berani mengalah demi kepentingan bersama adalah sikap yang luhur. Begitulah watak kesatria yang berjiwa besar dan lapang dada.
43. "Wani silit, wedi rai".
Seorang pengecut yang hanya berani di belakang layar, namun takut ketika behadapan secara langsung.
44. "Witing tresna jalaran saka kulina".
Awal mulanya tumbuh bibit cinta itu karena terbiasa
45. "Yen wedi aja wani-wani, yen wani aja wedi-wedi".
Jadilah engkau pribadi yang mempunyai prinsip, tegas, dan tidak ragu ragu.