Fimela.com, Jakarta Toxic relationship atau hubungan yang beracun jelas tidak sehat. Tidak sehat untuk jiwa kita dan tidak sehat pula untuk kehidupan kita. Saat kita terjebak di dalamnya, jelas kita tak akan bisa benar-benar bahagia. Namun, kenapa masih takut untuk meninggalkan hubungan beracun padahal sudah jelas kita menderita di dalamnya?
Alasannya bisa berbeda-beda dan bermacam-macam pada setiap kasus. Melansir 5 Reasons It Can Be So Hard to Leave a Toxic Relationship via blogs.pscyhcentral.com, ada lima alasan yang membuat seseorang bisa sangat kesulitan meninggalkan hubungan beracun. Kelima alasan ini juga umumnya mewakili berbagai kasus yang dialami perempuan yang masih takut untuk membebaskan diri dari pasangan yang hanya membuatnya menderita.
Advertisement
BACA JUGA
1. Meragukan Diri Sendiri
Kita merasa menjadi pihak yang bertanggung jawab atas perilaku pasangan kita. Kita masih ragu dengan penyebab utama terjadinya hubungan yang beracun ini. Ada perasaan seolah-olah diri kitalah yang paling bertanggung jawab dalam hubungan yang tak sehat ini. Sehingga sulit untuk meninggalkannya atau membebaskan diri kita darinya.
2. Takut Membuat Kesalahan
Hal ini juga berhubungan dengan perasaan rendah diri. Ada perasaan takut membuat kesalahan. Terlebih pada kasus dengan pasangan yang dari luar tampak ramah dan bersahabat tapi ternyata memiliki sisi gelap yang tak pernah kita duga sebelumnya. Kita merasa seolah hanya akan membuat kesalahan bila melepaskannya karena memiliki pemahaman bias soal tak ada orang yang sempurna.
Â
Advertisement
3. Mengkhawatirkan Masa Depan
Takut akan hidup sendirian. Takut akan hidup dalam kesepian hingga akhir hayat. Ada perasaan takut akan seorang diri seumur hidup saat melepaskan pasangan yang ada saat ini. Perasaan takut sendirian ini menjadi hambatan tersendiri untuk terbebas dari hubungan yang beracun.
4. Merasa Masih Memiliki Kenangan Indah
Dalam hubungan beracun sekali pun, ada juga hari-hari yang tampak indah meski semua itu palsu belaka. Hadirnya kenangan yang kita anggap indah tersebut membuat kita merasa memiliki alasan untuk mempertahankan hubungan tersebut. Kita merasa seolah masih punya harapan untuk memiliki hari yang indah dan menjadi "buta" akan kenyataan bahwa sebenarnya kita menderita.
5. Menganggap Perilaku Kasar sebagai Hal yang Wajar
Alasan ini sebenarnya sangat membahayakan. Kita merasa sikapnya atau kata-katanya yang kasar merupakan bentuk atau caranya melindungi kita. Mungkin juga kita merasa memang kita yang salah sehingga sikapnya yang berlebihan itu kita anggap sebagai caranya untuk memperbaiki diri kita. Namun, tindak kekerasan baik kekerasan fisik maupun verbal dalam sebuah hubungan tak bisa dibenarkan. Bagaimanapun, kita tetap berhak bahagia dalam menjalin sebuah hubungan.
Saatnya untuk membuka mata dan lebih tegas dalam membangun hubungan. Jangan sampai kita malah menderita dengan seseorang yang mestinya bisa membuat kita bahagia bersamanya. Jika kesulitan meninggalkan hubungan yang beracun, jangan ragu untuk segera meminta bantuan, ya.
#GrowFearless with FIMELA