Terkadang, kita dihadapkan pada kondisi-kondisi tertentu di mana masalah ekonomi sungguh membelenggu kita. Saat gajian masih jauh, sementara ada kebutuhan mendesak atau musibah yang mengharuskan kita mengeluarkan uang dalam jumlah cukup banyak. Meminjam bank tak lagi jadi solusi karena butuh cepat. Alhasil, meminjam teman atau saudara menjadi jawabannya.
Namun, urusan pinjam-meminjam uang seringkali jadi kebablasan, bahkan berujung permusuhan. Pasalnya, saat meminjam memelasnya luar biasa. Begitu ditagih, galaknya melebihi yang memberi hutang. Bukannya uang kembali, justru rasa kesal menggerogoti hati.
Bagi kamu yang berencana meminjam uang ke teman atau saudara, jangan lupa, ada etikanya lho. Jangan sampai demi menebus kepentinganmu, orang lain jadi merasa dirugikan.
Advertisement
Pastikan kondisi keuangan orang yang dipinjam
Satu hal penting yang harus kamu tanamkan di pikiran adalah di sini kamu yang membutuhkan, bukan mereka. Jadi jangan baper atau sakit hati jika tidak dipinjami. Kita tak pernah bisa melihat hanya dari luarnya saja. Siapa tahu orang yang kita pinjam uangnya punya kebutuhan yang lebih besar daripada kita, atau kondisi finansialnya sedang tidak sehat.
Jelaskan kapan kamu bisa mengembalikan uang tersebut
Meminjam uang kecil di bawah Rp50 ribu mungkin bisa digantikan dengan mentraktir makanan atau ngopi. Tetapi untuk uang di atas Rp 100ribu, sebaiknya kita sama-sama tahu diri untuk mengembalikannya dalam bentuk uang tunai juga. Pastikan kapan kamu bisa mengembalikannya, secara tunai atau dicicil. Sebaiknya perjanjian soal waktu pengembalian ini kamu lah yang menyatakan, bukan orang yang meminjamkan uang itu padamu. Tepati janjinya agar tak mencederai hubungan pertemanan atau persaudaraan.
Baca Juga: Bila Belum Bisa Bayar Hutang, Jujurlah! Jangan Sok Nggak Kenal
Jadikan membayar utang sebagai prioritas utama
Ingat, yang kamu gunakan adalah uang orang lain, yang bisa saja ia butuhkan untuk hal penting lainnya. Sadar diri, jangan berfoya-foya atau liburan sebelum bisa melunasi hutangmu padanya. Apalagi jika dipamer-pamerkan di social media. Aduh! Bikin sakit hati.
Baca Juga: Sebelum Pamer Foto Liburan di Medsos, Please Lunasi Dulu Hutangmu
Pinjaman bukanlah hadiah
Uang yang kamu pinjam tetaplah hutang, bukan hadiah. Kamu punya tanggung jawab besar untuk mengembalikannya dan itu prioritasmu. Cicillah hutang jika merasa sulit melunasinya dalam satu periode sekaligus. Mereka sudah berbaik hati meminjamkan aset pribadinya untukmu, jadi jagalah kepercayaan itu.
Jangan pinjam kepada orang yang baru dikenal
Haram hukumnya meminjam uang kepada orang yang baru dikenal, apalagi yang baru dikenal dari social media. Selain tak sopan, jika kamu bermasalah bisa diviralkan dan akan merugikan dirimu sendiri.
Jika benar-benar mendesak, pinjamlah uang kepada orang yang kamu kenal dengan baik. Saudara, misalnya. Atau pada kantor, dengan perjanjian setiap bulannya gaji dipotong untuk mencicil hutang tersebut.
Yang terpenting adalah bagaimana cara kita mengelola keuangan, termasuk menyediakan dana darurat agar tidak panik jika ada hal yang tiba-tiba membutuhkan uang dalam jumlah banyak. Tak perlu merepotkan orang lain bukan?
Baca Juga: Berutang Mungkin Bisa Menyelesaikan Masalah, Tapi Juga Membawa Bencana
- Belakangan Ini Merasa Boros Banget? Jangan-jangan 5 Hal Ini Pemicunya
- 5 Cara Hemat Biaya Belanja Bahan Makanan Untuk Pengantin Baru dan Anak Kos
- 5 Tips Agar Tidak Terjebak Kebiasaan Belanja Impulsif
- 3 Tips Kendalikan Nafsu Belanja Online Secara Psikologis
- Bisa Diterapkan! Ini 4 Cara Hemat Pengeluaran Saat Tanggal Tua
- Ladies, Hindari 5 Kesalahan dalam Mengolah Gaji