Fimela.com, Jakarta Kemampuan bahasa Inggris menjadi syarat utama untuk menghadapi era globalisasi. Itu sebabnya, anak-anak di Indonesia perlu dipersiapkan secara matang agar memiliki kemampuan bahasa Inggris yang mumpuni.
Dalam Kurikulum Merdeka, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi mengembalikan bahasa Inggris sebagai mata pelajaran wajib di sekolah dasar. Secara bertahap, bahasa Inggris akan menjadi mata pelajara wajib di seluruh jenjang pendidikan di Indonesia pada tahun ajaran 2027/2028.
Namun rancangan kurikulum ini tidak cukup untuk menanamkan kemampuan bahasa Inggris yang mumpuni pada anak-anak di Indonesia. Kemendikbudristek pun turut mempersiapkan tenaga pengajar agar memiliki kualitas dan kemampuan mengajar bahasa Inggris yang baik.
Advertisement
Oleh karena itu, pihaknya bekerja sama dengan British Council untuk memberikan pelatihan secara intens kepada guru-guru di Indonesia. Kerja sama ini juga menjadi upaya konkret Kemendikbudristek dalam memperluas akses dan peningkatan terhadap pendidikan bahasa Inggris secara nasional.
Advertisement
Perlu penguatan kapasitas guru
"Berdasakan data perlu ada penguatan kapasitas kompetensi guru bahasa Inggris. Karena sudah diwajibkan di SD maka perlu diberikan penguatan kompetensi. Ingin memperkuat kemampuan guru dalam bahasa inggris," kata Sotya Mayangwuri, Penanggung jawab program PKB dan Penguatan Karakter, Direktorat Guru Pendidikan Dasar, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbudristek.
Saat ini, terdapat 490 guru terpilih yang sedang mengikuti pelatihan pengembangan profesional oleh British Council secara daring dari bulan Februari hingga Agustus 2024. Pelatihan ini dirancang untuk guru sekolah dasar dan menengah terpilih (CEFR level A2 dan B1) serta difasilitasi oleh para pelatih/e-moderator dari British Council.
Selain itu, British Council Indonesia juga sedang melatih 34 fasilitator dari Indonesia untuk menjadi moderator program pelatihan guru online secara efektif. Pelatihan yang bekerja sama dengan Norwich Institute for Language Education (NILE) ini mencakup e-moderation, familiarisasi terhadap learning management system (LMS) dan materinya, serta Training of Trainers (ToT) tatap muka. Setelah sertifikasi, para fasilitator ini akan memfasilitasi pelatihan untuk kelompok guru bahasa Inggris yang lebih besar.
Program pelatihan yang dijalankan
Program pelatihan inovatif ini terdiri dari dua komponen utama. Pertama, analisis kebutuhan yang komprehensif untuk mengidentifikasi kebutuhan pengembangan profesional guru bahasa Inggris dan menilai kesiapan sistem pendidikan untuk implementasi kebijakan pengenalan kembali bahasa Inggris sebagai mata pelajaran di sekolah dasar. Penelitian yang dilakukan oleh British Council dan Kemendikbudristek ini akan menjadi dasar bagi implementasi kebijakan yang efektif.
Kedua, serangkaian intervensi pengembangan model pelatihan yang mencakup program Pengembangan Profesional Berkelanjutan (Continuious Professional Development/CPD) bagi guru dan peningkatan kapasitas bagi pelatih guru. Hasil intervensi tersebut, dipadukan dengan hasil analisis kebutuhan, akan menjadi masukan bagi rancangan program pengembangan kompetensi guru bahasa Inggris dalam skala nasional yang sedang digagas oleh Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK), Kemendikbudristek. Program pelatihan guru skala nasional ini kedepannya bertujuan untuk menjangkau lebih banyak guru bahasa Inggris di sekolah dasar dan menengah dari tahun 2024 hingga 2027.