Fimela.com, Jakarta Menarik untuk membicarakan dua topik ini; perempuan dan UMKM. Di acara Festival 6, Lintas Generasi Tanpa Batas! yang diselenggarakan di Senayan Park, Sabtu (8/7), Novita Hardini Mochammad, selaku Ketua Dekranasda Kabupaten Trenggalek banyak bicara tentang pentingnya perempuan sebagai pelaku UMKM.
Fokusnya tidak hanya bagaimana membuat suatu bisnis mendapatkan pasar yang lebih luas, tapi UMKM ternyata juga menjadi salah satu solusi yang secara signifikan mengentaskan kemiskinan. Isu kemiskinan sendiri ternyata sangat dekat dengan kekerasan, terutama kekerasan terhadap perempuan.
"Hampir separuh lebih populasi perempuan di Trenggalek mengalami kekerasan, terutama kekerasan ekonomi. Jadi, kami memahami dan berusaha untuk menyadarkan pentingnya untuk memiliki ketahanan ekonomi," ungkap Novita Hardini.
Advertisement
Ia juga mengungkapkan bahwa di Trenggalek sendiri, ada lebih dari 10.000 pelaku UMKM perempuan yang didampingi oleh pemerintah daerah dan tak bisa dipungkiri bahwa tantangannya banyak. Tantangan utama yang dirasakan para pelaku usaha ini adalah persoal modal.
Advertisement
Peran penting perempuan dalam mengembangkan UMKM
"Pengusaha seharusnya tidak memikirkan modal, karena kalau khawatir masalah modal di awal, kita sudah kalah, sebenarnya. Yang terpenting adalah kemauan belajar dan 3 hal, yaitu ideologi, ekologi, dan teknologi."
Novita menekankan bahwa UMKM daerah harus berlandaskan pada 3 hal ini. Ideologi adalah tentang bagaimana semua pihak terlibat bisa menanamkan ideologi nasionalisme ke dalam UMKM di Indonesia.
Ekologi adalah tentang bagaimana para pelaku usaha membuat produk-produk mereka juga bisa mendukung keberlangsungan lingkungan. Sedangkan teknologi adalah tentang pentingnya bagi para pelaku UMKM untuk memiliki literasi digital yang memadai.
"Kami terus melakukan pendampingan, khususnya kepada para perempuan pelaku UMKM untuk tidak hanya agar mereka bisa melahirkan usaha baru, tapi juga mempertahankan usaha mereka. Ini menjadi lecutan tersendiri buat saya agar tidak berhenti berjuang. Kalau perempuan terus berada dalam kemiskinan, maka kami seperti berhak mendapatkan kekerasan."