Fimela.com, Jakarta Tingkat emisi karbon yang terus meningkat turut mengancam kelayakan hidup manusia dari berbagai aspek. Salah satunya adalah kualitas udara yang semakin buruk dan berdampak pada kesehatan secara menyeluruh. Kini, sebagian perusahaan dan lapisan masyarakat sudah mulai menyadari untuk mengurangi emisi karbon. Termasuk dalam mengendarai sepeda.
Dalam program yang disebut Journey from Zero, sejumlah pesepeda melakukan perjalanan bersepeda menggunakan sepeda bambu karya Singgih Kartono, Spedagi. Sebagai bagian dari inisiatif kampanye Journey to Zero (JTZ) lewat gerakan #BirukanLangit yang mengusung tema “Dari Titik Nol Indonesia Menuju Nol Emisi Karbon”, program bersepeda jarak jauh ini diawali dari Banda Aceh, Nanggroe Aceh Darussalam, menuju Denpasar, Bali.
Tahun ini, Journey from Zero akan melanjutkan perjalanannya dari Bali menuju Lombok, Sumbawa, dan berakhir di Sumba. Sembilan pesepeda akan secara estafet mengendarai sepeda bambu menempuh jarak kurang lebih sejauh 1.504 kilometer untuk menyebarkan kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan dengan salah satunya mengurangi penggunaan emisi karbon.
Advertisement
Advertisement
Dilanjutkan hingga Sumba
Tiga pesepeda, yaitu Riyadh Nadlir Afwan, Muhammad Rifqi Akbar dan Edmund Jed Solaiman telah memulai perjalannya dari pulau Bali pada Kamis, 1 Juni 2023. Disambut oleh perwakilan dari Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup (DKLH) Bapak Ketut Subandi, menceritakan situasi dan upaya yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat untuk menangani salah satu isu krusial yang tengah dialami yaitu bagaimana kebiasaan pola hidup yang baik dapat membantu menangani permasalahan sampah yang seiring waktu semakin mengkhawatirkan.
“Journey from Zero merupakan kegiatan yang sangat positif untuk mengkampanyekan hidup sehat melalui kegiatan bersepeda untuk memberikan awareness pentingnya menjaga lingkungan hidup yang sehat.” Jelas Bapak Ketut Subandi,perwakilan DKLH, Kepala upt mangrove Tahura.
Journey from Zero tahun ini, Tidak hanya fokus pada perjalanan panjang mengendarai sepeda sebagai alternatif transportasi ramah lingkungan, kali ini pun mereka akan berinteraksi dengan melakukan kegiatan dari masing komunitas penggiat lingkungan, berdiskusi, dan menyebarkan semangat untuk menjadikan lingkungan menjadi lebih baik ke khalayak lebih luas.
Didukung oleh komunitas peduli lingkungan
Beberapa komunitas yang akan disinggahi selama perjalanan adalah Sungai Watch, sebuah organisasi yang bergerak dalam pembersihan sungai dengan misi menjaga perairan dan Bye Bye Plastic Bags, sebuah gerakan anak muda dengan misi tidak menggunakan kantong plastik sekali pakai. Sedangkan di Lombok, pesepeda akan bertemu dengan Bank Sampah NTB Mandiri dan juga bertemu dengan Anak Alam Learning House di pulau Sumbawa.
“Saya yakin kampanye Journey from Zero, bersepeda dari Bali, Lombok, Sumbawa dan Sumba menjadi cara yang sangat kreatif untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terutama anak muda untuk peduli atas lingkungan dan bisa membuat perubahan," kata Melati Wijsen selaku Founder Bye Bye Plastic Bags.
Menurut Melati, anak muda mungkin hanya 25% dari populasi dunia. Namun anak muda merupakan 100 persen dari masa depan sehingga memiliki tugas untuk bisa menjaga lingkungan.