Fimela.com, Jakarta APK atau Android Package Kit adalah format file saat mengunduh software yang digunakan oleh sistem android dalam pemasangan aplikasi. File APK biasanya diunduh melalui Google Play Store atau bisa juga diunduh dengan cara manual, dengan menginstall aplikasi melalui sumber official selain Google Play Store. Namun, cara ini cukup berisiko karena tidak semua sumber terpercaya dan mungkin mengandung malware atau virus software lainnya.
Sayangnya, dengan meluasnya penggunaan internet dan teknologi digital, sudah banyak penipuan online yang terjadi. Bagi para pengguna android perlu berhati-hati, sebab sedang banyak modus penipuan online melalui file APK. Modus ini mengakibatkan kerugian keuangan yang tidak sedikit, mereka mengambil uang atau saldo dengan cara meretas platform aplikasi yang menyimpan uang korban.
Bank Indonesia (BI) melalui situs resminya membagikan salah satu contoh penipuan yang sedang marak. Yaitu modus penipuan undangan pernikahan dan modus penipuan kurir paket untuk mencuri informasi dan data pribadi korban.
Advertisement
Motif dilakukan dengan cara mengirimkan file APK ke korban melalui aplikasi pesan singkat. Lalu setelah file tersebut diunduh oleh korban dan diberikan izin akses, pelaku penipuan bisa langsung meretas data-data pribadi dari ponsel si korban.
Melihat banyaknya korban dari penipuan online melalui APK ini, Direktur Corporate Affairs Tokopedia, Nuraini Razak, mengedukasi masyarakat untuk memberikan beberapa tips agar tidak mengalami penipuan dan tetap menjaga data pribadinya di ponsel mereka.
Advertisement
1. Jangan langsung klik link atau download file APK
Ketika menerima pesan tiba-tiba dari nomor tidak dikenal yang berisikan file APK, misal berupa undangan pernikahan online, tagihan, resi pengiriman paket, jangan langsung membuka file tersebut, apalagi mengunduhnya.
“Jika pengguna terlanjur mengklik atau download file APK ilegal, segera kembalikan handphone ke setelan pabrik (reset factory). Ubah seluruh data di semua akun aplikasi yang menyimpan data pribadi, seperti nomor handphone, e-mail, password dan PIN, di aplikasi perbankan dan yang berkaitan dengan transaksi digital lainnya, seperti Tokopedia,” saran Nuraini.
2. Konfirmasi ulang dan laporkan informasi mencurigakan
Disarankan untuk selalu lakukan konfirmasi ulang setelah menerima pesan mencurigakan dalam bentuk file APK atau pesan singkat, untuk memeriksa apakah terpercaya atau benar keasliannya. Dalam kasus Tokopedia, mereka selalu menyampaikan informasi tentang promo, undian dan informasi lainnya melalui kanal resmi, seperti situs web tokopedia.com, blog tokopedia.com/blog, media sosial yang terverifikasi, serta email dengan domain @tokopedia.com
“...apabila menerima pesan dengan file APK yang mengatasnamakan Tokopedia namun mencurigakan, segera lapor lewat layanan 24/7 Tokopedia Care atau www.tokopedia.com/help,” ucap Nuraini.
3. Aktifkan fitur keamanan dan rutin mengganti password
Jangan lupa untuk selalu memperbarui sistem aplikasi dan software pada ponsel secara rutin untuk meningkatkan keamanan data pribadi. Masyarakat juga diimbau untuk rutin mengganti password di semua akun, terutama aplikasi perbankan dan aplikasi transaksi digital lainnya, seperti Tokopedia. Jaga kerahasiaan dengan tidak membagikan kode OTP saat mengganti password untuk menghindari kebocoran akun.
4. Hindari melakukan transaksi di luar platform resmi
Untuk melindungi pengguna toko online, platform marketplace menyediakan sistem akun bersama atau rekber. Cara kerja sistem ini adalah dengan mentransfer uang kepada penjual hanya ketika produk yang dipesan sudah sampai di tangan pembeli. Hindari melakukan transaksi di luar platfrom resmi, karena mereka tidak akan bertanggung jawab atas apapun yang terjadi di luar aplikasi.
5. Jangan menyebarkan data pribadi di media sosial
Menyebarkan data pribadi di media sosial dapat menjadi risiko yang besar, karena berpotensi timbulnya kebocoran atau pencurian data. Hindari memberikan informasi pribadi melalui media sosial, seperti nomor ponsel, alamat rumah, nama lengkap orangtua, nomor rekening bank, NIK, KK, dan data pribadi lainnya.
Tokopedia senantiasa memberikan edukasi terkait kemanan data pribadi kepada pengguna aplikasi, melalui media sosial resmi, blog, seminar atau workshop, dan bentuk komunikasi lainnya.
“Tokopedia bersama pemerintah dan mitra strategis lain terus bekerja sama dalam meningkatkan literasi digital masyarakat. Salah satunya melalui modul literasi mengenai perlindungan data pribadi di ruang daring. Modul ini bisa diakses siapa pun secara gratis melalui halaman khusus Tokopedia Care,” tutup Nuraini.
*Penulis: Balqis Dhia.
#Breaking Boundaries