Fimela.com, Jakarta Elizabeth II atau bernama lengkap Elizabeth Alexander Mary adalah Ratu dari Kerajaan Inggris Raya dan Irlandia Utara, Kepala Persemakmuran, Defender of the Faith yang lahir pada 21 April 1926 di London, Inggris dan meninggal pada 8 September 2022 di Kastil Balmoral, Aberdeenshire, Skotlandia. Pada tahun 2015, Ratu Elizabeth II telah melampaui Victoria menjadi monarki yang paling lama memerintah dalam sejarah Inggris.
Kehidupan awal Ratu Elizabeth II
Ratu Elizabeth II adalah putri sulung Pangeran Albert, Duke of York dan istrinya Lady Elizabeth Bowes-Lyon. Sebagai anak dari putra bungsu Raja George V, Elizabeth muda hanya memiliki sedikit kesempatan untuk naik takhta sampai pamannya Edward VIII turun takhta pada 11 Desember 1936, menjadikan ayahnya Raja George VI.
Pendidikan Elizabeth diawasi oleh ibunya, yang mempercayakan putrinya kepada seorang pengasuh bernama Marion Crawford. Selama Perang Dunia II, Elizabeth dan saudara perempuannya Putri Margaret Rose terpaksa menghabiskan sebagian besar waktu mereka terpisah dari orangtua agar terhindar dari serangan London, sebagian besar waktu, mereka tinggal di Kastil Balmoral di Skotlandia dan Royal Lodge, Windsor, serta Kastil Windsor.
Advertisement
Awal tahun 1947, Putri Elizabeth pergi bersama Raja dan Ratu ke Afrika Selatan. Setelah kembali, ada pengumuman pertunangannya dengan sepupu jauhnya Letnan Philip Mountbatten dari Angkatan Laut Kerajaan.
Pernikahan berlangsung di Westminster Abbey pada 20 November 1947. Di malam pernikahannya, Raja menganugerahkan kepada mempelai pria gelar Duke of Edinburg, Earl of Merioneth, dan Baron Greenwich.
Keduanya kemudian tinggal di Clarence House, London. Anak pertama Ratu Elizabeth II, Pangeran Charles lahir pada 14 November 1948.
Advertisement
Kenaikan takhta Ratu Elizabeth II
Pada musim panas tahun 1951, kesehatan Raja George VI mengalami penurunan serius dan Putri Elizabeth mewakilinya di Trooping the Color dan berbagai acara kerajaan lainnya. Pada 7 Oktober, Elizabeth dan suaminya melakukan tur ke Kanada dan Washington, D.C.
Setelah menghabiskan Natal di Inggris, Elizabeth dan suaminya berangkat untuk tur ke Australia dan Selandia Baru pada Januari 1952. Tapi dalam perjalanan di Sagana, Kenya, mereka mendapatkan berita kematian Raja pada 6 Februari 1952.
Elizabeth segera kembali ke Inggris. Tiga bulan pertama masa pemerintahannya, sekaligus masa berkabung untuk sang ayah, dilalui dalam pengasingan komparatif.
Saat musim panas, setelah Ratu Elizabeth II pindah dari Clarence House ke Istana Buckingham, ia melakukan tugas rutin pemimpin dan membuka parlemen negara bagian pertamanya pada 4 November 1952. Penobatannya diadakan di Westminster Abbey pada 2 Juni 1953.
Dimulai pada November 1953, Ratu dan Duke of Edinburgh melakukan tur keliling dunia Persemakmuran selama 6 bulan, termasuk kunjungan pertama ke Australia dan Selandia Baru. Pada tahun 1957, setelah kunjungan kerajaan ke berbagai negara Eropa, Ratu dan Duke mengunjungi Kanada dan Amerika Serikat.
Pada tahun 1961, Ratu Elizabeth II melakukan tur Kerajaan Inggris pertama ke anak benua India dalam 50 tahun. Selain itu, ia juga merupakan Ratu Inggris pertama yang memerintah, yang mengunjungi Amerika Selatan dan negara-negara Teluk Persia.
Selama “Silver Jubilee” pada tahun 1977, Ratu Elizabeth II memimpin perjamuan London yang dihadiri oleh pemimpin dari 36 anggota Persemakmuran, melakukan perjalanan ke seluruh Inggris dan Irlandia Utara, serta melakukan tur ke luar negeri di Pasifik Selatan dan Australia, Kanada, dan Karibia. Pada aksesi Ratu Elizabeth II, Pangeran Charles menjadi pewaris, ia dinobatkan sebagai Pangeran Wales pada 26 Juli 1958.
Anak-anak Ratu Elizabeth II lainnya adalah Putri Anne, Pangeran Andrew, dan Pangeran Edward. Semuanya memiliki nama keluarga "of Windsor," tapi pada tahun 1960, Ratu Elizabeth II memutuskan untuk membuat nama dengan tanda penghubung Mountbatten-Windsor untuk keturunan lainnya, tidak lagi bergelar pangeran, putri, dan yang mulia.
Monarki modern
Ratu Elizabeth II semakin sadar akan pentingnya modernisasi dalam monarki, misalnya mengizinkan menyiarkan kehidupan rumah tangga keluarga kerajaan di televisi pada tahun 1970 dan menyetujui pembubaran resmi pernikahan saudara perempuannya pada tahun 1978. Namun, pada tahun 1990-an, keluarga kerajaan menghadapi sejumlah tantangan.
Tahun 1992 disebut Ratu Elizabeth II sebagai Annus Horribilis, saat Pangeran Charles dan Putri Wales Diana berpisah, begitu juga Pangeran Andrew dan istrinya Sarah atau Duchess of York. Selain itu, Anne bercerai dan kebakaran memusnahkan Kastil Windsor.
Belum lagi ketika negara berjuang dengan resesi, kebencian atas gaya hidup bangsawan meningkat dan pada tahun 1992, Ratu Elizabeth II setuju untuk membayar pajak atas pendapatan pribadinya. Perpisahan dan perceraian Charles dan Diana sangat populer saat itu, mengikis dukungan untuk keluarga kerajaan.
Kritik meningkat setelah kematian Diana pada tahun 1997, terutama setelah Ratu Elizabeth II awalnya menolak untuk mengizinkan bendera nasional berkibar setengah tiang di atas Istana Buckingham. Sejalan dengan upayanya, Ratu berusaha menampilkan citra monarki yang tidak kaku dan tidak terlalu tradisional.
Pada tahun 2002, Ratu Elizabeth II merayakan tahun ke 50 di atas takhta. Dimulai dari akhir dekade pertama abad ke-21, kedudukan publik keluarga kerajaan pulih kembali dan bahkan pernikahan Charles di tahun 2005 dengan Camilla Bowles mendapat banyak dukungan di antara orang-orang Inggris.
Pada April 2011, Ratu Elizabeth II memimpin keluarga merayakan pernikahan Pangeran William, putra sulung Charles dan Diana, dengan Catherine Middleton. Bulan berikutnya, Ratu melampaui George III untuk menjadi pemimpin dengan masa pemerintahan terlama kedua dalam sejarah Inggris, di belakang Victoria.
Juga di bulan Mei, Ratu Elizabeth II melakukan perjalanan bersejarah ke Irlandia, menjadi pemimpin Inggris pertama yang mengunjungi Republik Irlandia dan yang pertama menginjakkan kaki di Irlandia sejak 1911. Pada tahun 2012, Ratu Elizabeth II merayakan "Diamond Jubilee," menandai 60 tahun bertakhta.
Pada 9 September 2015, Ratu melampaui rekor pemerintahan Victoria selama 63 tahun 216 hari. Pada Agustus 2017, Pangeran Philip secara resmi pensiun dari kehidupan publik, sedangkan Ratu mulai mengurangi keterlibatan resminya sendiri, menyerahkan beberapa tugas kepada Pangeran Charles dan anggota senior keluarga kerajaan lainnya.
Setelah menghadapi beberapa kemunduran fisik dalam beberapa tahun terakhir, Philip meninggal pada April 2021. Pada ulang tahun pernikahan mereka yang ke 50 pada tahun 1997, Ratu Elizabeth II mengatakan sesuatu tentang Pangeran Philip, "Sederhananya, ia telah menjadi kekuatanku dan bertahan selama ini."
Karena COVID-19, Ratu duduk sendirian di ruang paduan suara di Kapel St. George, Kastil Windsor, saat pemakaman Pangeran Philip. Gambar ini tersebar luas, dianggap lambang dari martabat dan keberanian Sang Ratu selama masa pemerintahannya.
Pada bulan Juni 2022, Inggris merayakan 70 tahun takhta Ratu Elizabeth II dengan "Platinum Jubilee." Masalah kesehatan membatasi keterlibatan Ratu, namun kekhawatiran ini dipatahkan saat di bulan September, Ratu menunjuk pengganti Boris Johnson, yaitu Liz Truss sebagai Perdana Menteri, di Balmoral, bukan Istana Buckingham.
Hanya beberapa hari kemudian, pada 8 September, kematian Ratu Elizabeth II pada usia 96 tahun mengejutkan seluruh dunia. Pangeran Charles menggantikannya di atas takhta sebagai Raja Charles III.
Sepuluh hari peringatan nasional atas kehidupan dan warisan Ratu, yang telah lama direncanakan sebagai “Operation London Bridge” dilaksanakan. Saat Ratu dibaringkan selama sehari di Katedral St. Giles, Edinburg dan tiga hari di Westminster Hall, London, di luarnya, para pelayat berdiri dalam barisan yang memanjang bermil-mil untuk meihat peti mati Ratu Elizabeth II.
Upacara pemakamannya di Westminster Abbey pada 19 September dihadiri oleh sekitar 100 kepala pemerintahan. Setelah prosesi ke Wellington Arch di mana Big Ben membunyikan loncengnya, peti mati Ratu dibawa ke tempat peristirahatan terakhirnya di Kapel St. George, Kastil Windsor.
Advertisement
Sosok Ratu Elizabeth II
Ratu Elizabeth II dikenal menyukai kesederhanaan dalam kehidupannya di istana. Ia juga memiliki minat serius dalam bisnis pemerintah, selain dari tugas tradisional dan seremonial.
Secara pribadi, Ratu Elizabeth II adalah penunggang kuda perempuan yang lihai, ia memelihara kuda pacu, sering menghadiri balapan, dan secara berkala mengunjungi peternakan kuda di Kentucky, Amerika Serikat. Kepemilikan keuangan dan propertinya menjadikan Ratu Elizabeth II salah satu perempuan terkaya di dunia.