Fimela.com, Jakarta Membuktikan komitmennya terhadap aksesibilitas untuk semua orang selama perhelatan Piala Dunia 2022 berlangsung, Qatar Foundation (QF) membuat buku panduan yang ramah bagi para penyandang disabilitas. Buku panduan yang diberi nama "Qatar For All" ini diharapkan dapat membantu penyandang disabilitas untuk menikmati pengalaman menonton bola dan berwisata di Qatar dengan baik.
Melansir dari Liputan6.com, buku panduan "Qatar For All" ini tidak hanya tersedia dalam bahasa Arab dan Inggris, namun juga tersedia dalam versi braille untuk penyandang tunanetra. Dalam buku panduan digital ini juga menyediakan berbagai destinasi istimewa seperti pantai Katara yang ramah bagi pengunjung kursi roda. Tak hanya itu, buku ini juga memiliki Ability Friendly Program, yakni tempat anak-anak disabilitas dapat menunjukkan kemampuan olahraganya.
"Ekosistem di QF sudah dirancang dengan mempertimbangkan inklusi. Setiap orang dapat belajar dan berkembang. Kami berfokus pada aksesibilitas. Di Qatar, ini adalah pertama kalinya sebuah panduan menggabungkan semua informasi," kata Nardine Gerges, Manajer Proyek di Kantor Kepala Komunikasi di Qatar Foundation kepada Doha News.
Advertisement
Advertisement
Perayaan olahraga yang dapat dinikmati semua orang
Nardine mengatakan bahwa penyediaan buku panduan ini terinsipirasi dari permintaan khusus aksesibilitas dan dibuat berdasarkan pengalaman dan rekomendasi para penyandang disabilitas.
"Ada banyak disabilitas tak terlihat yang tidak disadari orang. Orang kebanyakan sadar akan disabilitas yang bisa dilihat, sementara ada disabilitas seperti belajar dan disabilitas kognitif yang tidak terlihat oleh mata," katanya.
Pembuatan buku panduan ini juga didiskusikan dengan entitas lain, termasuk Supreme Committee for Delivery and Legacy (SC), Visit Qatar, dan Qatar Tourism. Dengan setidaknya 1,5 juta penggemar yang mengunjungi Qatar saat ini, panduan ini juga ditampilkan di aplikasi Hayya yang merupakan portal bagi pengunjung dan penduduk untuk mengakses semua hal tentang Qatar selama turnamen besar ini berjalan.
Dalam bagian turnamen, panduan ini mencakup informasi mengenai aksesibiltas stadion, seperti kursi yang menghadap ke lapangan, kamar mandi, alat bantu dengar, ruang sensorik, komentar deskriptif audio langsung, dan banyak lainnya. Panduan ini juga secara rinci membantu penyandang disabilitas seperti cara menuju ke setiap arena, jarak berjalan kaki, dan petunjuk umum transportasi ke stadion.
"Qatar Foundation membantu memastikan ini adalah perayaan olahraga yang dapat dinikmati oleh semua orang," kata Alexandra Chalat, Direktur World Cup Legacy di QF.
Jelajahi warisan budaya melalui QF
Dengan banyaknya penggemar sepak bola yang mengunjungi Qatar untuk menonton perhelatan Piala Dunia 2022 secara langsung, Qatar pun menggunakan kesempatan ini untuk menyoroti tradisi dan warisannya. Oleh karena itu, Education City Mosque di Gedung Minaretein pun telah diupayakan ramah disabilitas, melihat banyaknya pengunjung Muslim yang juga hadir di Qatar untuk Piala Dunia.
Dihiasi dengan kaligrafi Arab, masjid ini telah lama menyambut semua orang, terutama pada waktu sholat Jumat. Pada saat khutbah mingguan, masjid ini juga menyediakan interpretasi bahasa isyarat bagi jamaah yang membutuhkannya.
Menggabungkan lingkungan Qatar dan identitas Muslim, tanaman yang ditemukan di negara tersebut dipajang di Qur'anic Botanic Garden di Education City. Taman tersebut membawa pesan kepedulian terhadap lingkungan, baik sebagai kewajiban Islami maupun kemanusiaan. Kebun raya ini dapat diakses dengan kursi roda, dengan tanda deskriptif pada setiap item yang disebutkan dalam Al-Qur'an.
Advertisement
Perpustakaan Nasional Qatar (QNL)
Selain Masjid Education City, Qatar juga memiliki Perpustakaan Nasional Qatar (QNL) yang telah dibuka sejak tahun 2017. Perpustakaan ini berfungsi sebagai pusat pembelajaran utama bagi mereka yang ingin mengetahui informasi seputar budaya Doha. Menyediakan lebih dari 1 juta buku, termasuk koleksi warisan, perpustakaan ini memastikan bahwa setiap orang dapat memperoleh manfaat dari banyak sumber dayanya.
Perpustakaan memiliki ruang sensorik untuk anak-anak dengan kesulitan belajar, disabilitas perkembangan, atau gangguan sensorik. QNL juga menawarkan sesi cerita indrawi untuk anak-anak melalui buku audio untuk pembaca muda dengan gangguan penglihatan. Hal ini merupakan tambahan dari sumber online, termasuk Bookshare, ABC, Overdrive, dan Libby.
Terdapat juga pameran seni REESHA yang diadakan mulai dari tanggal 13 Oktober hingga 31 Desember yang mencakup panduan dwibahasa deskriptif audio, braille Arab, dan gambar kontras tinggi untuk mereka yang memiliki gangguan penglihatan.
Sementara itu, penyandang disabilitas dewasa dapat mengakses Assistive Technology Center yang memiliki workstation dengan peralatan terbaru yang dapat disesuaikan. Alat tersebut termasuk pena pemindaian dengan headphone, keyboard dan mouse ergonomis, keyboard dan printer braille, dan kaca pembesar elektronik portabel.
"Ketika kita mulai berpikir dengan cara yang inklusif, kita justru semakin menjadi jauh lebih inovatif dan kemudian semua orang mendapat manfaat darinya," kata Nardine.
*Penulis: Frida Anggi Pratasya.
#Women for Women