Sukses

Info

Larangan Minuman Alkohol Buat Suporter Perempuan Merasa Lebih Aman di Piala Dunia Qatar 2022

Fimela.com, Jakarta Piala Dunia 2022 yang diadakan di Qatar banyak dihadiri oleh berbagai orang dari seluruh dunia, tidak hanya laki-laki saja yang ikut datang ke Qatar untuk merasakan euforia secara langsung acara yang diadakan 4 tahun sekali ini, melainkan perempuan juga turut serta didalamnya.

Dilansir dari reuters.com, meskipun adanya pembatasan penjualan minuman keras atau alkohol dan larangan membawa alkohol ke dalam arena Piala Dunia Qatar banyak diprotes. Namun, hal ini justru membuat beberapa suporter perempuan malah merasa lebih aman dan nyaman selama menikmati pertandingan sepak bola, karena membantu mengurangi suasana permusuhan selama pertandingan berlangsung.

Qatar saat ini sedang meningkatkan pengawasan secara intensif terkait tuduhan diskriminasi terhadap perempuan. Namun, suporter perempuan yang menyaksikan secara langsung pertandingan Piala Dunia di stadion juga mengatakan bahwa stadion akan lebih aman bagi mereka apabila ditiadakannya alkohol atau minuman keras.

Tidak mengalami pelecehan seksual dan seksisme

Ellie Molloson merupakan duta kampanye untuk mengatasi seksisme dalam sepak bola bernama HerGameToo, mengatakan bahwa ayahnya sangat khawatir, sehingga sang ayah menemaninya ke Qatar untuk memastikan bahwa dia akan aman, tetapi ternyata tugasnya sebagai pendamping tidak diperlukan di sini dan kekhawatirannya pun menghilang.

"Saya memperkirakan tempat yang sangat berbahaya bagi perempuan. Saya tidak berpikir saya akan aman di sini ... datang ke sini bukan itu masalahnya, sebagai penggemar perempuan sekaligus traveller saya dapat mengatakan bahwa saya merasa sangat aman, " kata penggemar asal Inggris Ellie Moloson kepada Reuters, Selasa, (6/12/2022).

Perempuan berusia 19 tahun itu mengatakan bahwa kurangnya alkohol telah berkontribusi pada suasana terkait perilaku mesum di sekitar pertandingan di Piala Dunia. Selain itu, menurutnya hal itu juga sebagian besar karena budaya. Dia juga mengatakan bahwa tidak menerima segala bentuk pelecehan seksual atau seksisme selama di Qatar, meskipun negara ini berada di bawah pengawasan ketat atas dugaan "diskriminasi" terhadap perempuan.

"Saya pikir itu sebenarnya karena masyarakat yang lebih konservatif secara sosial. Saya pikir alkohol berkontribusi sedikit lebih banyak pada permusuhan, daripada hal-hal seperti catcalling, wolf whistle, dan pelecehan seksual," katanya.

Molloson menambahkan bahwa ia sudah menyiapkan diri dengan hal-hal yang akan ia temui. Tetapi, kenyataannya tidak seperti itu. Ia tidak mengalami pelecehan yang biasa dia alami di Inggris. Dia tidak tahu bagaimana mereka mencapai itu tetapi ini adalah lingkungan yang luar biasa. Dia mengakui bahwa dugaan awalnya salah, ternyata stadion lebih ramah daripada yang dia harapkan, terutama dengan penyelenggaraan Piala Dunia yang dikelola secara hati-hati.

Merasa aman selama berada di Qatar

Penggemar Argentina Ariana Gold yang berusia 21 tahun ini mengatakan kepada Reuters bahwa dia gugup sebelum melakukan perjalanan ke Timur Tengah karena dia tidak tahu mengenai negara ini.

"Ini sangat bagus untuk perempuan, saya sangat menyukai sepak bola dan ketika saya berada di negara saya, saya berpikir mungkin ini (Qatar) adalah area untuk pria saja, dan mungkin tidak nyaman untuk perempuan tapi tidak, saya sangat nyaman dan itu sangat bagus di sini," katanya.

Alkohol tersedia di beberapa bar dan hotel di Qatar, tetapi jenis konsumsi yang biasanya terlihat di turnamen sepak bola terbesar di dunia sangat kurang.

Emma Smith, supporter asal Inggris yang berusia 33 tahun ini juga mengungkapkan rasa amannya selama berada di Qatar. Ia mengatakan bahwa terdapat suasana yang baik dan kondusif, meskipun tidak ada minuman beralkohol yang terlibat, tetapi semua orang dapat bersikap bijaksana.

 

*Penulis: Sri Widyastuti.

#WomenForWomen

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading