Sukses

Info

Waspada Kemunculan Subvarian BM.1

Fimela.com, Jakarta puncak kasus Covid-19 varian XBB telah terlampaui. Seperti yang diketahui, varian ini merupakan subliniage (subgaris keturunan) dari varian Omicron. Namun, Kemenkes mewaspadai kemunculan dari subvarian lainnya.

Dilansir dari liputan6.com Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan bahwa adanya kemungkinan munculnya subvarian baru dari Omincron perlu diwaspadai karena dapat menyebabkan kenaikan kasus Covid-19 di Indonesia.

Kenaikan kasus Covid-19 saat ini seringkali disebabkan oleh subvarian baru dari Omicron. Adapun, subvarian baru yang dinilai dapat menjadi penyebab dari kenaikan kasus Covid-19 adalah subvarian BM.1.

 

Tren Covid-19 di Indonesia

Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan bahwa jika dilihat dari puncak Subvarian XBB yang telah terlampaui membuat perkiraan tren Covid-19 dalam dua minggu ke depan tidak setinggi sebelumnya. Hal ini juga dilihat berdasarkan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 1 yang masih diterapkan hingga saat ini.

"Tren mungkin dalam 1 - 2 minggu ke depan tidak akan setinggi sebelum-sebelumnya. Nah, nanti kalau melihat kondisi ini, PPKM kita akan tetap pada Level 1 ya, sehingga kita tidak akan ada perubahan kemungkinan untuk Natal dan Tahun Baru," katanya.

"Kecuali, kalau nanti ada subvarian baru yang muncul. Kalau sekarang, varian XBB ataupun XBB.1 itu kita lihat sudah melewati puncaknya."

Dilansir dari liputan6.com berdasarkan Laporan Harian COVID-19 Kemenkes per 1 Desember 2022, berikut garis keturunan varian Omicron yang telah memunculnya banyak subvarian baru di Indonesia, seperti:

  • BA.2.75 sebanyak 298 liniage
  • XBB sebanyak 421 liniage
  • BQ.1 sebanyak 409 liniage

Adapun sumber data di atas berasal dari jejaring surveilans genomik Indonesia yang juga dilaporkan ke Global Initiative on Sharing ALL Influenza Data (GISAID).

 

Covid-19 Telah Capai Puncak

Sebelumnya, Menteri Kesehatan Republik Indonesia (Menkes RI), Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan bahwa kasus Covid-19 di Indonesia telah mengalami kenaikan. Bahkan, menurutnya saat ini kenaikan kasus Covid-19 yang terjadi telah mencapai puncaknya.

"Kasus Covid-19 itu sedang naik, tapi pengamatan kita sudah sampai di puncak," kata Budi kepada wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (1/12/2022) dikutip dari liputan6.com.

Budi menuturkan kenaikan terlihat dari angka positivity rate yang berada di angka 10 hingga 20 persen. Namun, dirinya menyebut angka positivity rate Covid-19 akan kembali naik sebar 50 persen pada bulan depan. 

Kenaikan kasus Covid-19 di tanah air akan kembali naik karena angka positivity rate yang kembali meningkat yakni menjadi 30 hingga 34 persen, sehingga dalam kondisi seperti ini kenaikan kasus Covid-19 akan terus terjadi. Meskipun begitu, apabila positivity rate turun dari 35 ke 30 persen menjadi tanda bahwa puncak kasus telah terjadi karena terlihat dari laju positivity rate.

Di samping itu, penggunaan positivity rate sebagai tolak ukur puncak kenaikan Covid-19 dikarenakan tidak semua masyarakat Indonesia melakukan tes Covid-19. Ditambah juga tidak semua masyarakat mau melapor apabila terpapar Covid-19.

"Tapi positivity rate kalau tes sedikit kelihatan positivity rate tinggi, makanya kita lihat dari angka itu. Sekarang positivity rate kita turun di seluruh Indonesia dan provinsi besar seharusnya seminggu dua minggu turun. Secara saintifik, ini turun karena portofolio dari varian baru," jelas Budi.

 

Penulis: Angela Marici

#Women for Women

 

 

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading