Fimela.com, Jakarta Piala Dunia FIFA 2022 yang diselenggarakan di Qatar menjadi acara olahraga yang ditunggu oleh para penggemar sepak bola. Piala Dunia FIFA Qatar 2022 akan dimulai pada 20 November 2022.'
Selain menarik perhatian dunia, digelarnya Piala Dunia FIFA Qatar 2022 juga menjadi peluang emas untuk mendapatkan pundi-pundi uang dari sejumlah pihak yang tidak bertanggung jawab. Untuk acara sebesar Piala Dunia FIFA tentu menjadi incaran bagi para penjahat dunia maya melancarkan aksinya.
Sebagai penggemar setia sepak bola, tentu kamu tidak ingin terjebak oleh scam dari penjahat dunia maya ini. Sehingga penting untuk mewaspadai setiap bentuk modus kejahatan yang mengatasnamakan Piala Dunia FIFA Qatar 2022.
Advertisement
Pakar Kaspersky telah menganalisis situs web phishing terkait Piala Dunia dari seluruh dunia yang dirancang untuk mencuri data identitas dan perbankan pengguna. Peneliti Kaspersky telah menemukan beberapa bentuk kejahatan dalam halaman palsu. Apa saja bentuk kejahatannya?
Advertisement
1. Penipuan tiket
Seperti halnya semua acara olahraga global besar, tiket palsu adalah umpan yang paling banyak digunakan untuk memikat para korban dan Piala Dunia tidak terkecuali. Selain itu, Qatar 2022 hanya menawarkan tiket digital, yang semakin meningkatkan risiko untuk berhadapan dengan bahaya online.
Pakar Kaspersky menemukan banyak halaman phishing yang menawarkan untuk pembelian tiket pertandingan FIFA. Tanpa perlu dikatakan, pengguna akan kehilangan data pribadi, detail perbankan, dan uang. Selain itu, penipu online juga dapat menggunakan data yang dicuri untuk tujuan lain atau menjualnya di Dark Web.
2. Hadiah
Tidak ada acara publik besar tanpa para penipu yang menggunakan skema hadiah palsu. Pakar Kaspersky juga menemukan halaman phishing yang menawarkan untuk memenangkan dua tiket ke Piala Dunia. Ini cukup populer di mana biasanya setiap pengguna menjadi pemenang yang terbilang beruntung dengan yang terpilih hanya perlu membayar ongkos kirim.
Advertisement
3. Merchandise
Karena Piala Dunia merupakan momen empat tahunan, pasti para penggemar sepak bola ingin mengoleksi merchandise dari setiap gelaran Piala Dunia. Namun merchandise bisa menjadi ladang penipuan bagi penggemar sepak bola.
Cara lain untuk mencuri data pengguna adalah melalui toko merchandise palsu terkait FIFA. Meskipun tawaran T-shirt tim favorit, casing ponsel dengan pemain populer, atau bola bertanda tangan terdengar bagus, setelah memasukkan data pribadi dan mentransfer uang untuk melakukan pembelian, penggemar justru kehilangan uang mereka karena penipuan online tersebut.
4. Penipuan kripto atau NFT
Ciri khas lanskap ancaman menjelang Piala Dunia 2022 adalah penyebaran aktif berbagai penipuan kripto, sebagian besar mengeksploitasi popularitas NFT. Beberapa menawarkan untuk bertaruh pada pertandingan dan memenangkan cryptocurrency, yang lain untuk memenangkan seni NFT di seluruh dunia. Satu hal yang perlu dilakukan pengguna hanyalah memasukkan kredensial dompet crypto, sehingga "hadiah" akan langsung ditransfer. Dalam skenario seperti itu, penipu mendapatkan akses ke semua tabungan dan hingga data dompet terkait.
Skema lain adalah penipuan investasi crypto yang mencurigakan. Penipu secara aktif membuat koin nyata dan meyakinkan pengguna untuk berinvestasi di dalamnya hingga menjanjikan potensi pertumbuhan mata uang kepada korban. Dalam kehidupan nyata, inisiatif semacam itu hampir tidak pernah berhasil karena pengguna menghabiskan uang untuk sesuatu yang tidak akan pernah berkembang.
Advertisement
5. Penerbangan dan akomodasi
Siapa yang tidak ingin menyaksikan Piala Dunia FIFA secara langsung. Apalagi selama gelaran Piala Dunia FIFA ada begitu banyak deretan acara offline yang melibatkan ribuan turis di Qatar.
Pakar Kaspersky telah mengamati banyak halaman phishing yang meniru layanan penerbangan yang menawarkan tiket ke Doha. Laman web yang dianalisis menunjukkan semua tanda klasik penipuan – tampilan menarik,kesalahan pengejaan, domain yang baru terdaftar, dan fungsi situs yang terbatas. Meskipun situs tersebut meniru agregator tiket pesawat global, pengguna hanya dapat memilih Qatar dalam daftar negara tujuan. Setelah detail penerbangan dimasukkan, korban diberi kesempatan untuk memasukkan data pribadi bersama dengan ID dan informasi kartu kredit.