Fimela.com, Jakarta Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa Jakara masuk ke dalam transmisi Covid-19 level tiga berdasarkan indikator Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO. Meskipun begitu, Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) telah menetapkan PPKM level 1 pada 8 November 2022 di seluruh wilayah Indonesia.
Dilansir dari liputan6.com Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI), Hermawan Saputra mengatakan bahwa DKI Jakarta harus melakukan rem darurat dengan kesadaran untuk menerapkan protokol kesehatan.
"Tidak bisa hanya satu upaya saja untuk mengerem tetapi ngerem yang dimaksud adalah upaya yang berbasis masyarakat, mulai dari kesadaran tentang menggunakan protokol kesehatan," kata Hermawan.
Advertisement
Dalam upaya mencegah penularan Covid-19 tidak hanya dilakukan dari satu pihak saja, melainkan pemerintah juga harus turun tangan dalam melakukan pengawasan terhadap protokol kesehatan dan pengetasan sehingga.
"Yang lebih penting adalah upaya pemerintah terutama pengawasan PPKM sebagai upaya pembatasan kegiatan masyarakat sesungguhnya.” ungkap Hermawan.
Advertisement
Percepat vaksinasi Covid-19
Selain itu, Hermawan juga mengungkapkan bahwa harus ada implikasi terhadap penegakkan pengawasan protokol kesehatan, pengetesan atau testing tracing, serta percepatan peningkatan vaksinasi Covid-19.
Menurutnya, pemerintah harus mempercepat gerakan vaksinasi, terutama vaksinasi booster. Hal ini terjadi karena saat ini vaksinasi mulai lama, sehingga perlu adanya percepatan dan peningkatan terutama vaksinasi booster.
“Vaksinasi dosis kedua saja masih sekitar 73 persen, sementara vaksinasi dosis ketiga atau booster itu lebih rendah lagi," jelas Hermawan.
Untuk mengantisipasi perkembangan virus, Hermawan mengatakan bahwa hal yang dapat dilakukan oleh masyarakat adalah dengan menerapkan protokol kesehatan, pengawasan penegakkan PPKM, vaksinasi, dan kampanye untuk selalu menaati protokol kesehatan, serta testing dan tracing.
Sudah terkendali
Sebelumnya, Menkes Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa penularan Covid-19 di Indonesia masih terkendali walaupun dalam tiga pekan terakhir terdapat kasus yang meningkat secara signifikan.
Klaim tersebut merujuk pada tiga indikator transmisi dari WHO, seperti:
- Pertama, indikator kasus terkonfirmasi positif Covid-19.
- Kedua, angka rawat inap di rumah sakit.
- Ketiga, angka kematian akibat Covid-19.
Berdasarkan data pada 6 November 2022 diketahui bahwa terdapat penambahan kasus positif Covid-19 sebanyak 11 per 100 ribu penduduk dalam seminggu. Kemudian, rawat inap sebesar 1,95, dan kematian 0,08 per 100.000 penduduk per minggu.
“Jadi ketiga indikator transmisi WHO ini kita masih ada di level 1. Artinya masih terkendali secara nasional,” ungkapnya.
Meski secara nasional pengendalian Covid-19 ada di transmisi level 1, sejumlah provinsi mulai merangkak ke level 2. Bahkan DKI Jakarta sudah memasuki transmisi Covid-19 level 3. Data 9 November 2022, kasus positif Covid-19 di DKI Jakarta bertambah 2.557. Sementara pasien sembuh meningkat 919, dan kematian 4.
Advertisement
Upaya untuk hadapi kenaikan kasus
Dalam menghadapi kenaikan kasus Covid-19 yang terjadi di Indonesia akhir-akhir ini, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Komyanmas RI) Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan bahwa cara tepat untuk menyikapi penyebaran virus XBB adalah dengan melakukan testing, tracing, dan treatment, serta vaksinasi 1, 2, dan booster juga perlu dilakukan untuk menjaga kekebalan tubuh.
“Untuk mengantisipasi lonjakan kasus, pemerintah terus menguatkan upaya-upaya dari hulu ke hilir,” kata Nadia.
Upaya hilir yang dimaksud adalah dengan menyiapkan rumah sakit dan obat-obatan, dan fasilitan lainnya untuk merawat para pasien yang terpapar Covid-19. Namun, Nadia juga mengingatkan agar masyarakat segera melakukan vaksinasi terutama booster untuk melindungi diri.
*Penulis: Angela Marici.
#Women for Women