Fimela.com, Jakarta Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat adanya penambahan kasus gagal ginjal akut yang menyerang anak-anak di Indonesia. Berdasarkan data yang temukan per 6 November 2022 terjadi penambahan kasus menjadi 324 kasus yang tersebar di 28 provinsi.
Dilansir dari liputan6.com Juru Bicara Komunikasi Kemenkes, M. Syahril mengungkapkan terdapat 195 pasien gagal ginjal akut yang meninggal, 27 masih dalam perawatan, dan 102 pasien sembuh.
“Tanggal 6 kemarin itu tidak ada kasus yang terlaporkan, baik yang kasus baru maupun kasus yang lama. Termasuk kasus kematiannya ya,” kata Syahril dalam konferensi pers, Senin (7/11/2022) dikutip dari liputan6.com.
Advertisement
Seperti yang diketahui DKI Jakarta menjadi provinsi dengan kasus gagal ginjal akut terbanyak di Indonesia, yaitu dengan 83 kasus. Kemudian, disusul oleh Jawa Barat dengan 41 kasus, dan Aceh dengan 32 kasus.
Pada kesempatan tersebut, Syahril juga mengungkapkan bahwa tidak ada kasus baru terkait ganggual ginjal akut sejak 2 November. Sedangkan kasus muncul terakhir kali diakibatkan karena pasien maish mengonsumsi obat sirop dari apotek.
“Kasus baru gagal ginjal akut mengalami penurunan sejak saat dikeluarkan Surat Edaran Kementerian Kesehatan pada 18 Oktober 2022 yang melarang tenaga kesehatan dan apotek untuk menggunakan obat sirop kepada anak,” kata Syahril.
Advertisement
Berawal dari obat sirop
Sebelumnya, Menkes Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan bahwa penyakit gagal ginjal akut yang menyerang anak-anak di Indonesia berawal dari obat sirop yang dikonsumsi. Ia menuturkan kandungan yang ada dalam obat sirop memiliki pelarut tambahan.
Pelarut tersebut merupakan pelarut tambahan yang jarang ditulis di senyawa aktif obat dan pelarut tersebut sebenarnya tidak berbahaya. Namun, bila pelarut tersebut memiliki kualitas yang buruk dapat menghasilkan cemaran yang berbahaya bagi tubuh.
Budi mengatakan, apabila senyawa tersebut masuk ke dalam tubuh kemudian terjadi proses metabolisme membuat metabolisme tubuh yang alamiah mengubah senyawa menjadi asm oksalat yaitu zat kimia yang berbahaya bagi tubuh.
"Metabolisme mengubah jadi asam oksalat, nah ini berbahaya asam oksalat itu kalau masuk ke ginjal bisa jadi kalsium oksalat. Jadi kaya kristal kecil tajam. Sehingga kalau ada kristal kecil tajam di Balita kita ya rusak ginjalnya," kata Menkes Budi Gunadi Sadikin dikutip dari liputan6.com.
Selain itu, sejak digunakannya antidotum Fomepizole membuat penurunan angka kematian. Hal tersebut juga digunakan sebagai terapi pengobatan para pasien gagal ginjal akut. Kini, distribusi Fomepizole semakin diperluas, tidak hanya di RSCM melainkan ke 17 rumah sakit yang ada di 11 provinsi di Indonesia.
Uji Ratusan Obat
Sebelumnya, Menkes Budi menyebutkan bahwa pihaknya telah menyerahkan 232 jenis obat ke Balai Laboratorium Kesehatan Daerah DKI Jakarta (Labkesda) dan Laboratorium Forensik Polri (Labfor) untuk diuji. Berdasarkan hasil yang ditemukan sebagian besar obat-obatan tersebut memiliki kandungan kimia etilen glikol.
"Hasilnya memang sebagian besar ada kimia etilen glikol yang merupakan cemaran atau bahan pelarut yang biasa digunakan untuk obat-obatan," kata dia.
Sementara itu, terkait obat penawar yang digunakan untuk mengatasi gagal ginjal akut yang menyerang anak-anak di Indonesia, Budi menyebutkan obat bernama Fomepizole yang dapat berperan sebagai penawar atau inhibitor kompetitif dari etilen glikol.
"Fomepizole dan etanol memiliki kemampuan berikatan dengan enzim Alcohol Dehydrogenase 8,000 kali lebih besar dibanding etilen glikol. Dengan demikian, intervensi Fomepizole dan etanol mampu mencegah metabolisme etilen glikol menjadi metabolit asam toksik yang dapat merusak ginjal," jelas Budi dikutip dari liputan6.com.
Penulis: Angela Marici
#Women for Women