Fimela.com, Jakarta Perkembangan teknologi kini tidak perlu diragukan lagi, selain semakin digital, teknologi seakan menjadi jawaban kebutuhan masyarakat. Kemajuan teknologi mendorong setiap sektor untuk terus berinovasi dan beradaptasi, tak terkecuali pemerintah yang turut beradaptasi dengan kecanggihan teknologi.
Melalui hal tersebut, pemerintah meluncurkan program pertama yang menggunakan teknologi cloud secara menyeluruh dan masif. Prinsip teknologi ini dipegang oleh Program Kartu Prakerja yang menerapkan inovasi dengan penyediaan fitur rekomendasi pekerjaan berdasarkan skill yang telah dipelajari oleh penerima manfaat menggunakan machine learning.
Direktur Operasi Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja, Hengki Sihombing mengungkapkan bahwa sebagai ‘startup’ pertama yang dimiliki pemerintah. Program Kartu Prakerja ini menggunakan teknologi yang lazim oleh perusahaan startup baik besar maupun kecil.
Advertisement
“Kita tak mau kalah dan tertinggal dengan inovasi yang ada di dunia, khususnya inovasi yang dilakukan teman-teman kita di private-sector,” kata Hengki.
Advertisement
Dilengkapi dengan teknologi khusus
Program Kartu Prakerja miliki pemerintah menggunakan teknologi khusus seperti Infrastructure as a Service (IaaS), Software as a Service (SaaS), dan Platform as a Service (PaaS). Adapun teknologi ini menggunakan layanan IaaS Alibaba Cloud yang dipilih oleh pemerintah untuk melengkapi teknologi yang ada di kartu prakerja.
Dari sisi SaaS, ada beberapa teknolog yang digunakan untuk berbagai tujuan seperti pengelolaan dokumen dan komunikasi menggunakan G-Suite, layanan pengiriman e-mail transactional menggunakan Amazon Simple Email Service SES dan Sendgrid. Tak hanya itu, sistem kartu prakerja menggunakan PaaS Alibaba Cloud, serta PaaS Cloudflare sebagai DNS Service dan layanan anti Distributed Denial-of-Service (DDoS).
Kendati demikian, saat kartu prakerja belum memiliki ‘kemewahan’ untuk menggunakan berbagai teknologi seperti Docker, Kubernetes, Istio, dan sebagainya. Program Kartu Prakerja harus men-deploy 100 virtual machine di awal-awal agar dapat melayani dan memudahkan user untuk mengakses website dan layanan dari kartu prakerja. Diketahui bahwa sistem awal kartu prakerja dibangun dalam waktu yang singkat, saat itu dibuka dengan gelombang pertama tepat 1 hari pasca Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) diberlakukan oleh pemerintah.
“Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja juga harus memastikan layanan Program Kartu Prakerja tidak down sesuai dengan permintaan Presiden Joko Widodo,” tegas Hengki
Disesuaikan dengan kebutuhan
Adapun penggunaan yang dapat diakses oleh pengguna dalam berbagai layana teknologi yang ada di Program Kartu Prakerja disesuaikan dengan kebutuhan pengguna akrena dirancang dengan berbagai jenis produk teknologi dari IaaS, PaaS, hingga SaaS.
“Tapi semua jenis layanan teknologi tersebut kembali pada kondisi dan solusi yang ingin dipecahkan, yang terpenting bagaimana layanan Kartu Prakerja dapat diakses oleh belasan juta pengguna per bulan. Kendati demikian, IaaS menjadi pilihan yang lebih banyak digunakan karena fleksibilitasnya dan kontrol yang penuh.” ungkap Hengki.
Program Kartu Prakerja kini ditopang lebih dari 15 database yang terbagi untuk setiap API Services. Kartu Prakerja menggunakan Microservices Architecture, dan database-database tersebut akan disinkronkan pada satu data warehouse.
Hal itu memungkinan manajemen pelaksana Program Kartu Prakerja dapat memantau seluruh transaksi dan aktivitas pengguna yang ada di semua layanan Kartu Prakerja.
Penulis: Angela Marici
#Women for Women