Fimela.com, Jakarta Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin untuk berkonsultasi ke Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terkait berakhirnya masa pandemi di Indonesia.
Dilansir dari liputan6.com Menkes Budi mengungkapkan bahwa Indonesia diperkenankan untuk melonggarkan protokol kesehatan apabila pandemi dinyatakan berakhir.
"Pak Presiden meminta saya untuk berkonsultasi dengan Dirjen WHO. (WHO) bilang, kalau ada kebijakan-kebijakan lokal mengenai pengurangan pengetatan dari protokol kesehatan bisa dilakukan," kata Budi Gunadi usai rapat bersama Presiden Jokowi di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta dikutip dari liputan6.com.
Advertisement
Meski demikian, Budi mengatakan nantinya WHO yang akan menentukan kapan pandemi Covid-19 berakhir. Hal ini dilakukan karena pandemi Covid-19 merupakan kedaruratan kesehatan masyarakat di seluruh dunia, sehingga WHO dianggap berwewenang untuk menangani hal tersebut.
"Itu kan pandemi itu di WHO ada namanya public health emergency of international concern. Itu nanti biasanya kapan dicabutnya, dia (WHO) akan resmikan, dipublish resmi," sambung Budi dikutip dari liputan6.com.
Advertisement
Lepas masker sesuai arahan Jokowi
Selain itu, terkait aturan melepas masker di tempat umum merupakan keputusan dari Presiden Jokowi. Beberapa waktu lalu, Presiden Jokowi mengatakan bahwa pemerintah akan segera menyatakan pandemi Covid-19 di Indonesia berakhir seiring dengan berkurangnya jumlah kasus Covid-19 di Indonesia.
"Pandemi memang sudah mulai mereda. Mungkin sebentar lagi juga akan kita nyatakan pandemi sudah berakhir," kata Jokowi dikutip dari liputan6.com.
Meskipun demikian, Jokowi tetap mengungkapkan bahwa pemulihan ekonomi pasca pandemi belum kembali pada kondisi yang normal. Bahkan, Jokowi menyebut kondisi ekonomi justru semakin tidak baik.
Dunia Hadapi Krisis Pangan
Jokowi menyampaikan bahwa dunia akan menghadapi krisis pangan, energi, dan finasnsial yang terjadi. Meskipun demikian, Jokowi mengatakan bahwa ekonomi Indonesia pada kuartal II 2022 dapat tumbuh di angka 5,44 persen.
Tak hanya itu, Jokowi pun optimistis akan ekonomi Indonesia yang dapat tumbuh di atas 5,44 persen pada kuartal III. Tercapaiannya pertumbuhan ekonomi di Indonesia dapat terjadi apabila para pengusaha besar maupun pelaku usaha kecil, mikro, dan menengah kompak dan bersinergi.
"Karena yang kita hadapi adalah sebuah tantangan yg tidak mudah. Kompak, sehingga perlu yang namanya 'Indonesia Incorporated yang besar, yang menengah, yang kecil, bekerja sama, berkolaborasi bersama menyelesaikan persoalan-persoalan yang ada di lapangan secara konkret dan nyata," tegas Jokowi.
Cakupan booster yang masih rendah
Sebelumnya, berdasarkan data total vaksinasi yang dianalisis oleh Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan bahwa terdapat 61.512.584 yang melakukan vaksinasi dosis booster atau sebesar 26.1 persen. Kondisi ini dianggap masih rendah dibandingkan dengan dosis primer yang dilakukan oleh pemerintah.
“Cakupan vaksinasi primer di Indonesia sudah oke banget, tapi yang bermasalah adalah booster-nya tadi saya sampaikan hanya 26 persen. Ini rendah banget padahal dari awal kita udah berbicara booster ini bisa melindungi dari infeksi yang berat dan juga kematian.” ujar Erlina dalam media webinar “Pentingnya Vaksinasi Booster dalam Melindungi Masyarakat dari Akibat Serius Penyakit Covid-19 Termasuk Rawat Inap dan Kematian” (15/09/2022).
Adapun alasan cakupan vaksin dosis booster saat ini masih rendah, yaitu:
- Masyarakat sudah merasa cukup terlindungi dari vaksin dosis pertama dan kedua yang dilakukan.
- Masalah distribusi vaksin.
- Masalah sentra vaksinasi yang saat ini mulai berkurang.
Penulis: Angela Marici
#Women for Women