Fimela.com, Jakarta Beberapa hari ini masyarakat Indonesia dihebohkan oleh sebuah akun Twitter yang membocorkan data KPU, nomor pelanggan indihome, hingga dokumen rahasia Presiden RI. Melalui akun dengan username @bjorkanism telah memiliki lebih dari 135 ribu pengikut di Twitter.
Melansir dari Liputan6.com akun tersebut kini telah ditangguhkan karena dianggap melanggar aturan. Sebelum ditangguhkan, Bjorka sempat membagikan informasi data atau doxing pejabat tinggi lainnya, seperti Dirjen Aptika Kementerian Kominfo Semuel Abrijani Pangerapan, Ketua DPR Puan Maharani, hingga Menteri BUMN Erick Thohir.
Selain itu, ia juga membuat cuitan "@Twitter saya bertindak dengan baik dan tidak melanggar aturan apa pun. Namun juga nanti kamu masih menonaktifkan akun saya karena dari pemerintah Indonesia, kamu harus malu.!"
Advertisement
Hilangnya akun Bjorka dari Twitter menimbulkan respon di kalangan masyarakat. Sementara itu, di akun Telegram miliknya, terdapat keterangan "Channel is inaccesible" atau "Saluran tidak dapat diakses". Melalui saluran Telegram privasinya ia mengakui bahwa akun Twitter dan saluran Telegram miliknya kini telah dihapus pemerintah Indonesia.
"Ya pemerintah Indonesia baru saja menutup akun Twitter saya dan saluran saya sebelumnya di Telegram. Tapi ini tidak akan berhenti," tulis Bjorka dikutip dari Liputan6.com.
Advertisement
Motif Serang Indonesia
Penyerangan yang dilakukan oleh Bjorka menimbulkan pro dan kontra bagi masyarakat, ada yang setuju dengan aksinya ada pula yang tidak setuju karena dianggap merugikan negara dan memecahbelah bangsa. Namun, banyak juga masyarakat yang penasaran apa motif atau alasan Bjorka untuk meretas data pemerintah.
Melalui akun Twitter-nya, Bjorka mengungkapkan bahwa motif peretasan yang dilakukannya karena orang terdekatnya menjadi korban kebijakan Orde Baru Pasca 1965 yang menetap di Warsawa, Polandia. Namun, hal tersebut belum dapat dikonfirmasi kebenarannya karena bisa jadi kisah nyata atau hanya karangan dari Bjorka.
Berdasarkan cuitan yang ada di akun Twitter-nya, Bjorka mengatakan bahwa aksi peretasan yang dilakukan kepada pemerintah ini merupakan bentuk dari demonstrasi di era yang baru. Tak hanya itu, ia juga mengatakan bahwa sistem keamanan yang dikelola oleh pemerintah Indonesia sangat mudah untuk diretas.
"Pemimpin tertinggi dalam teknologi harusnya ditugaskan kepada seseorang yang mengerti, bukan politis dan bukan seseorang dari angkatan bersejata. Karena mereka hanyalah orang bodoh," tulisnya.
Sebagai Balas Budi?
Bjorka mengungkapkan bahwa ia memiliki teman seorang kakek tua yang sangat cerdas dan mengurus dirinya sejak lahir. Kakek tua tersebut menceritakan mengenai kacaunya Indonesia saat ini, sehingga hal tersebut yang membuat Bjorka melakukan aksi peretasan yang menghebohkan masyarakat Indonesia.
"Ya, jangan repot-repot melacak dia dari kementerian luar negeri. Karena Anda tidak akan menemukan apa pun. Dia tidak lagi diakui sebagai WNI karena kebijakan tahun 1965," kata Bjorka.
Selain itu, diketahui bahwa kakek tua tersebut memiliki mimpi untuk berkontribusi terhadap dunia teknologi di Indonesia, namun harapan tersebut tidak terwujud karena Bjorka mengatakan bahwa kakek tersebut telah meninggal tahun lalu.
"Tahun lalu dia meninggal. Orang tua ini telah merawat saya sejak saya lahir, dan ingin pulang ke Indonesia untuk memberikan sumbangsih terhadap dunia teknologi. Walau dia tahu betapa sedihnya untuk dapat menjadi seseorang seperti BJ Habibie." ungkap Bjorka.
Sebagai balas budi untuk kebaikan orang yang telah merawatnya sedari kecil, Bjorka ingin melanjutkan mimpi kakek tersebut dengan cara yang benar, yaitu dengan melakukan peretasan.
"Tampaknya rumit untuk melanjutkan mimpinya dengan cara yang benar, jadi saya lebih suka melakukannya dengan cara ini. Kita memiliki tujuan yang sama, agar negara tempat ia dilahirkan bisa berubah menjadi lebih baik. Senang bertemu kalian," tutur Bjorka dalam cuitannya.
Penulis: Angela Marici
#Women for Women