Fimela.com, Jakarta Sinyal kenaikan harga BBM semakin jelas beberapa waktu terakhir. Kabar terbaru mengungkapkan bahwa Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartanto menyebutkan usulan perhitungan sedang disetorkan ke Presiden Jokowi Dodo.
Ekonom dari Center of Reform on Economic (CORE) Indonesia, Piter Abdullah menyebut inflasi akan melambung ke 7 hingga 8 persen. Inflasi akan terjadi jika pemerintah menaikkan harga BBM Subsidi. Piter menjelaskan, jika tidak menaikkan BBM Subsidi, maka inflasi akan di kisaran 5 hingg 6 persen.
Menurut Piter, ketika inflasi naik maka daya beli masyarakat akan terpangkas. Jika digabung dengan kenaikan suku bunga, akan menahan konsumsi dan pertumbuhan ekonomi. Namun, ia tak menyebut Indonesia akan masuk ke stagflasi, alias resesi sementara inflasi melonjak.
Advertisement
"Meskipun pertumbuhan ekonomi akan tertahan tapi saya perkirakan tidak akan sampai resesi. kenaikan suku bunga ini ditujukkan untuk menahan lonjakan inflasi dengan mengurangi likuiditas di perekonomian," kata Piter dikutip dari Liputan6.com (25/8).
Advertisement
Bank Indonesia Bersiap Menaikkan Suku Bunga Acuan
Piter tidak membantah adanya sinyal-sinyal kuat kenaikan harga BBM Subsidi. Hal ini terlihat dari langkah yang diambil Bank Indonesia yang berencana menaikkan suku bunga acuan. Tujuannya untuk meredam inflasi yang meningkat karena naiknya harga BBM Subsidi.
"Seperti saya sampaikan dalam banyak kesempatan sebelumnya ada kemungkinan Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuan apabila Bank Indonesia memperkirakan ke depan ada lonjakan inflasi yang dipicu oleh kenaikan harga BBM subsidi," kata Piter.
Piter sudah memperkirakan bahwa Bank Indonesia telah memperkirakan atau telah berkoordinasi dengan pemerintah akan kenaikan harga BBM Subsidi. Namun, dalam perhitungan CORE Indonesia, kenaikan suku bunga acuan tidak akan mampu menahan lonjakan inflasi apabila BBM Subsidi naik.
Kenaikan Harga BBM Subsidi Masih di Evaluasi
Airlangga Hartarto selaku Menteri koordinator Bidang Perekonomian mengatakan pemerintah masih membahas rencana kenaikan harga BBM Subsidi. Saat ini masih melakukan tahap evaluasi sampai dua hari ke depan.
"Terkait dengan evaluasi (harga BBM) masih dilakukan dalam 1-2 hari ini," kata Airlangga di Istana Negara, Jakarta, Rabu (24/8). Hasil evaluasi yang tengah dibahas akan dilaporkan terlebih dahulu kepada Presiden Jokowi Dodo atau Jokowi. Setelah laporan tersebut barulah keputusan diambil.
"Minggu ini akan kami laporkan kepada presiden, akan dilaporkan terlebih dahulu," kata Airlangga. Untuk keputusan akhir nantinya akan diputuskan antara pemerintah dan kepala negara. Sebelumnya, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia kembali memberikan sinyal kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi.
Advertisement
Pemerintah Tak Bisa Lebih Lama Tahan Kenaikan Harga BBM
Berdasarkan pernyataan dari Bahlil Lahadalia, tahun ini pemerintah telah mengalokasikan dana mencapai Rp 502 triliun hanya untuk menahan kenaikan harga BBM dari harga pasal global yang terus mengalami kenaikan.
Mewakili Presiden Jokowi, Bahlil meminta masyarakat untuk memahami kondisi keuangan negara terkait subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM). Saat ini, pemerintah tidak bisa menahan lebih lama harga BBM di Indonesia tetap di bawah harga ekonomi dunia, karena harga minyak dunia terus meroket.
"Pak Jokowi mengerti rakyat di bawah, tapi sebagai rakyat kita harus mengerti keuangan negara," ungkap Bahlil dalam acara Pemberian NIB untuk Pelaku UMK Perseorangan di DIY, Yogyakarta, Selasa (23/8).
Jika pemerintah terus menekan harga BBM, anggaran subsidi bisa jebol hingga Rp 600 triliun Sementara itu pendapatan negara tahun ini diperkirakan sebesar Rp 2.350 triliun. Jadi kalau Rp 600 triliun dipakai subsidi, artinya 25 persen pendapatan APBN kita hanya untuk subsidi," tutup Bahlil.
*Penulis: Tasya Fadila
#Women for Women