Fimela.com, Jakarta Setelah Bitcoin dibeberapa waktu kebelakangan ini diminati, namun kini pasar cryptocurrency telah jatuh ke titik terendah. Harga Bitcoin merosot jatuh ke bahwa US$ 23 ribu pada Senin (13/6) akibat investor yang ramai-ramai menjual kripto.
Berdasarkan CoinMarketCap, harga Bitcoin kini setara US$ 22 ribu dengan market cap US$ 421,4 miliar. Harga 1 Bitcoin ini telah berbeda jauh dari harga pada Juni 2021 yang mencapai US$ 35 ribu berdasarkan data Statmuse.
Melansir liputan6.com, pada Rabu (15/6/2022) pagi. Mayoritas kripto jajaran teratas masih terjebak di zona merah, tetapi beberapa kripto berhasil menguat tipis.
Advertisement
Berdasarkan data dari Coinmarketcap, Rabu pagi, 15 Juni 2022, kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, Bitcoin (BTC) melemah 6,02 persen dalam 24 jam dan 31,28 persen dalam sepekan.
Saat ini, harga bitcoin, berada di level USD 21.597,46 per koin atau setara Rp 318.8 juta (asumsi kurs Rp 14.764 per dolar AS).
Ethereum (ETH) juga masih melemah hari ini. Selama 24 jam terakhir, ETH ambles 4,07 persen dan 36,21 persen dalam sepekan. Dengan begitu, saat ini ETH berada di level USD 1.175,94 per koin.
Kripto selanjutnya, Binance coin (BNB) yang masih melemah sejak kemarin. Dalam 24 jam terakhir BNB turun 2,62 persen dan 25,57 persen sepekan. Hal itu membuat BNB dibanderol dengan harga USD 217,56 per koin.
Advertisement
Penyebab bitcoin anjlok
Pemicu langsung untuk penurunan kripto tampaknya adalah aksi jual besar-besaran oleh investor di tengah kekhawatiran inflasi yang meningkat. Investor juga terus menjauh dari aset berisiko, yang juga mencerminkan pasar saham.
Para ahli mengatakan penurunan harga kripto menunjukkan selera risiko investor yang menurun. Mereka jelas waspada terhadap aset berisiko. Dengan segala ketidakpastian dan volatilitasnya, kripto dianggap sebagai salah satu instrumen yang paling fluktuatif untuk tujuan investasi.
Melansir liputan6.com, Co-Founder dan CEO platform investasi kripto Mudrex, Edul Patel mengatakan pasar kripto telah berada di bawah tekanan dari Federal Reserve, menaikkan suku bunga untuk memerangi inflasi selama beberapa bulan terakhir.
Faktor-faktor makro berkontribusi kepada lesunya pasar kripto. Ada masalah inflasi dan rencana Bank Sentral AS (The Fed) untuk menaikkan suku bunga karena ingin mengendalikan kenaikan harga di AS.
Inflasi di AS juga sedang terus menanjak. Pada Mei 2022, inflasi mencapai 8,6 persen. Presiden AS Joe Biden menyalahkan tindakan Presiden Rusia Vladimir Putin atas invasinya ke Ukraina sehingga memicu inflasi.
#women for women