Fimela.com, Jakarta Greysia Polii membagikan highlight kehidupan personal dan profesional sebagai atlet badminton lewat sebuah video yang dibagikan di akun Instagramnya @greyspolii. Berawal dari kenangan Greysia kecil saat berusia lima tahun.
"Pernah bermimpi? Saya udah mulai itu dari usia 5 tahun. Dari sekadar bermain hingga jadi cita-cita," ujarnya dalam voice over.
Beranjak dewasa, Greysia Polii memantapkan cita-citanya yang semakin terlihat jelas di usia 13 tahun. "Jadi seorang juara," katanya.
Advertisement
Advertisement
Didiskualifikasi di Laga Olimpiade London 2012
Hingga akhirnya sampai pada kilas balik Greysia Polii yang pernah didiskualifikasi di Olimpiade London 2012 bersama pasangan ganda puterinya. Momen pahit tersebut melenyapkan semua harapan dan cita-citanya.
"Menyerah, satu kata yang selalu terngiang, situasi yang sangat menyudutkan. Tidak ada lagi harapan dalam seorang Greysia Polii," ujarnya terisak menahan air mata.
View this post on Instagram
Membalikkan Keadaan
Ia melanjutkan ucapannya dengan terbata, jika masih ada orang-orang yang percaya padanya. Meski hanya segelintir, namun cukup menjadi motivasi dan pelecut semangatnya jika dia masih bisa.
Ia pun membuktikannya dengan menjuarai ajang tertinggi olahraga dunia dengan menyabet medali emas di Olimpiade Tokyo 2022 bersama rekan ganda puterinya Apriyani.
Tak terhitung berapa kali ia ingin menyerah, menggantung raket lebih dini, pensiun sebelum waktunya, atau apalah istilahnya. Namun jika ia menyudahi kariernya saat itu, tentu menjadi penyesalan seumur hidup.
"Jika saya menyerah sekarang, kenangan ini yang diingat banyak orang. saya harus bangkit lagi, bangkit untuk cita- saya, bangkit untuk Indonesia," tegasnya.
Advertisement
Refleksi Tentang Badminton dan Kehidupan
"I always believe God use my life is not only for me but also for the people around me," begitu tulis Greysia Polii dalam caption video berdurasi tiga menit tersebut.
Greysia Polii merefleksikan tentang dirinya dan badminton yang telah menjadi kehidupannya. Namun ia menyadari jika hidupnya bukan hanya sekedar badminton saja.
Sebab itu, ia percaya bahwa kisah hidupnya bisa menjadi manfaat bagi orang di sekitarnya. Tentang mimpi dan cara mewujudkannya, tentang kegagalan dan kebangkitan, tahu kapan harus memulai dan mengakhiri, serta menjadi dan memberikan yang terbaik.
"Hidup untuk memberikan yang terbaik terhadap apa yang sedang dikerjakan dan hidup untuk memberikan CINTA KASIH terhadap satu sama lain. #GP30yearsoflove. Terima kasih Indonesia," tutupnya.
#WomenForWomen