Sukses

Info

Lagi, Terjadi Penembakan Massal di Amerika hingga Tewaskan 3 Orang dan Lukai 14 Lainnya

Fimela.com, Jakarta Penembakan massal kembali terjadi di Amerika Serikat. Insiden itu terjadi di sebuah klub malam di Chattanooga, Tennessee pada Minggu (5/6/2022) waktu setempat.

Sedikitnya tiga orang tewas dan 14 orang lainnya luka-luka dalam insiden penembakan massal ini. Kepala kepolisian wilayah Chattanooga, Celeste Murphy mengatakan kepada wartawan bahwa dua korban tewas di lokasi kejadian akibat luka tembak.

Sementara satu orang lainnya tewas setelah tertabrak oleh sebuah kendaraan yang melintas saat berusaha melarikan diri dari lokasi kejadian. Meski masih belum dapat diketahui siapa pelaku dalam insiden ini, Murphy menyampaikan dengan pasti bahwa pelaku penembakan massal ini lebih dari satu orang.

Penembakan Massal Tengah Marak di AS

Penembakan massal memang telah mengguncang Amerika Serikat selama beberapa minggu terakhir. Sehari sebelumnya, pada Sabtu 4 Juni 2022 telah terjadi penembakan di Philadelphia, Pennsylvania. Sedikitnya 3 orang tewas dan 11 orang luka-luka akibat insiden penembakan massal ini.

Pada bulan lalu juga telah terjadi penembakan massal di sebuah sekolah dasar di Uvalde, Texas yang menewaskan 19 siswa dan dua guru. Diketahui, pelakunya adalah seorang remaja berusia 18 tahun.

Menurut data yang dirilis Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), senjata api menjadi penyebab utama kematian anak-anak dan remaja AS pada tahun 2020, seperti yang dikutip dari BBC. Jumlahnya bahkan menyalip jumlah kasus yang disebabkan oleh kecelakaan mobil.

Sebuah laporan FBI juga menemukan bahwa serangan penembakan massal telah berlipat ganda sejak pandemi virus corona dimulai pada 2020. Amerika Serikat telah menyaksikan setidaknya 240 penembakan massal di seluruh negeri selama lima bulan terakhir dengan lebih dari 18.500 orang nyawa hilang karena kekerasan senjata.

Bagaimana Aturan Kepemilikan Senjata di AS?

Melonjaknya kasus kekerasan senjata di AS sebenarnya menjadi seruan baru untuk undang-undang kepemilikan senjata yang lebih ketat di negara itu. Sebagaimana diketahui, selama ini Negara Paman Sam itu memiliki kebebasan pada kepemilikan senjata. Hak memiliki senjata di AS sendiri dilindungi oleh Amandemen ke-2 UUD AS yang disahkan pada tahun 1791.

Ada total 393 juta senjata api yang dimiliki warga sipil AS, menurut data tahun 2018 oleh Small Arms Survey. Sementara populasi Amerika Serikat sendiri, 332 juta orang. Survei juga menunjukkan, 41% warga AS mengatakan bahwa mereka tinggal di rumah dengan senjata api. Alasannya beragam, mulai dari perlindungan diri, berburu, atau olahraga menembak.

Dengan semakin banyaknya penembakan massal, isu kepemilikan dan penjualan senjata api pun memecah belah rakyat Amerika Serikat. Mengubah atau tidak mengubah peraturan terkait senjata api sudah lama menjadi kontroversi di Amerika Serikat. Baik dalam perbincangan sehari-hari hingga di level Kongres. 

Seperti pada tahun 2013, setahun setelah terjadinya penembakan massal di SD Sandy Hook, ada satu RUU di partisan yang mengatur tentang peningkatan pemeriksaan  latar belakang calon pembeli senjata api. Tapi waktu itu, RUU tersebut tidak lolos di level senat AS.

Untuk saat ini, aturan kepemilikan senjata api berbeda-beda di setiap negara bagian AS. Terutama soal kepemilikan dan pemeriksaan latar belakang calon pembeli senjata api.

Namun, di tingkat nasional yang tidak boleh memiliki senjata api di antaranya, mereka yang di penjara lebih dari satu tahun, buronan, seseorang dengan gangguan mental, kecanduan narkoba, dan WNA yang secara ilegal berada di AS.

 

#Women for Women

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading