Sukses

Info

3 Fakta Virus Hendra yang Lebih Mematikan dari Covid-19

Fimela.com, Jakarta Pandemi Covid-19 semakin menunjukkan penurunan kasus di Indonesia. Saat Covid-19 mereda, ada virus lain yang menjadi perbincangan hangat di tengah masyarakat. Virus tersebut disebut virus Hendra.

Dikutip dari Liputan6.com, Epidemiolog Universitas Airlangga (UNAIR) Laura Navika Yamani, SSi. MSi. PhD menyatakan, fatality rate atau tingkat kematian akibat virus Hendra lebih tinggi dibanding virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19

Ia menyatakan, apabila tingkat kematian Covid-19 berada di tingkat 3-4 persen, virus Hendra berada di tingkat 50 persen. Walau mematikan, virus ini umumnya masih jarang ditemukan pada manusia. Simak berbagai fakta virus Hendra berikut ini yang perlu kamu ketahui!

Fakta virus Hendra

1. Virus mematikan, tetapi kasus masih sedikit

Menurut data di tahun 1994 hingga 2013, laporan kematian akibat virus ini berjumlah tujuh kasus. Lebih lanjut, Laura menyatakan, virus Hendra ditemukan tahun 1994 pada wabah penyakit di kawasan Hendra, Brisbane, Australia. 

2. Berasal dari kelelawar 

Virus ini berasal dari kelelawar dan menyerang sistem neurologi dan pernapasan. Selain itu, virus Hendra bisa menyerang hewan dan manusia. Setelah penelitian lebih lanjut, virus ini ternyata bersifat zoonosis di mana dapat berpindah dari host ke host atau dari hewan ke manusia. 

3. Bisa menular lewat kuda

Laura menyebut, biasanya penyebaran virus ini diperantarai oleh hewan mamalia. Ia mengatakan, penularan langsung dari kelelawar ke manusia sulit terjadi karena sifat host yang berbeda. Penyebaran virus ini biasanya lebih mudah masuk melalui perantara sesama mamalia, yakni kuda. 

“Karena sifatnya menular melalui droplet, kelelawar pemakan buah yang memiliki habitat yang sama dengan kuda, dapat buang kotoran atau urine yang akhirnya bercampur dengan rumput yang menjadi makanan kuda. Sehingga rumput yang akan dimakan kuda, telah terkontaminasi dengan virus tersebut,” terangnya dikutip dari Liputan6.com.

Sementara itu, virus Hendra yang menjangkiti manusia biasanya tersalurkan melalui kontak erat. Selain itu, tingkat higienitas yang rendah menjadi faktor penyerta penularan virus ini. 

 

Gejala terserang virus Hendra

Apabila terpapar virus ini, pasien akan merasakan beberapa gejala. Penyakit akibat virus ini mampu menimbulkan gejala demam, batuk, sakit pada tenggorokan, maupun ensefalitis atau radang otak.

Negara Australia menyatakan penyakit akibat virus ini sebagai kondisi endemis. Artinya, kondisi kasus masih dalam jumlah terkendali, tetapi bisa mengancam kesehatan masyarakat karena sewaktu-waktu bisa menyebabkan wabah.

Laura mengingatkan, walau hingga kini virus tersebut belum ditemukan di Indonesia, pemerintah tetap harus waspada. Lebih lanjut, ia menyarankan agar masyarakat menyerap informasi yang ada sebagai peringatan dini.

“Mengingat Indonesia juga memiliki hewan ternak yang tidak sedikit, pemerintah juga harus menyadari dan mengawasi bagaimana surveillance-nya, bagaimana cara agar hewan termasuk kuda tidak terjangkit virus Hendra,” ujarnya.

Penulis: Ersya Fadhila Damayanti

#Women for Women

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading