Fimela.com, Jakarta Baru-baru ini terjadi pemukulan yang dilakukan oleh keluarga pasien terhadap Dr. James Redi, SpB(ONL), alah satu dokter bedah onkologi yang sedang bertugas di wilayah Papua. Hal ini membuat Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Bersama dengan IDI Wilayah Papua mengecam tindakan kekerasan tersebut.
BACA JUGA
Advertisement
dr .M. Adib Khumaidi, SpOT, selaku Ketua Umum PB IDI menyampaikan bahwa semua tenaga kesehatan berhak atas perlindungan risiko kesehatan dan keselamatan di tempat kerja. Karena para tenaga medis ini menghadapi berbagai risiko kerja yang terkait dengan bahaya biologis, kimia, fisik, ergonomis, dan psikososial yang memengaruhi keselamatan mereka dan pasien.
Advertisement
Perlu Menyediakan Langkah-Langkah Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Fasilitas Kesehatan, pemerintah, serta aparat perlu menyediakan langkah-langkah kesehatan dan keselamatan kerja untuk melindungi para tenaga kesehatan dan juga sistem kesehatan dasar yang berfungsi dengan baik dan kuat agar tenaga Kesehatan dapat bekerja secara produktif.
“Setiap dokter dan tenaga Kesehatan pasti akan selalu melakukan yang terbaik bagi masyarakat. Tindakan kekerasan pada tenaga Kesehatan tentunya akan mengganggu pelayanan pada masyarakat," ujar dr. M. Adib Khumaidi, SpOT
WIlayah Indonesia Timur Kekurangan Tenaga Kesehatan Dokter Spesialis
Dr Donald Aronggear, SpB(K), Ketua IDI Wilayah Papua mengatakan bahwa selama ini wilayah Indonesia Timur terutama Papua sangat kekurangan tenaga kesehatan dokter spesialis, karena minimnya jaminan perlindungan dari pemerintah setempat dan aparat pada tenaga Kesehatan. Saat ini hanya ada dua dokter spesialis bedah onkologi di wilayah Papua yang harus melayani sekitar 4,3 juta penduduk. Apabila kondisi seperti ini terus dibiarkan terjadi, maka dikhawatirkan akan mengganggu pelayanan Kesehatan pada masyarakat setempat.
Advertisement
Kondisi Terkini
Saat ini, aparat kepolisian Jayapura sedang menindaklanjuti laporan dari pihak korban (dr James Redi, SpB(Onk) dan IDI wilayah Papua. Meski demikian, dr Donald berharap bahwa kejadian seperti ini tidak akan terulang lagi. Beberapa pekan sebelumnya, seorang bidan bernama Sri Lestari meninggal karena penganiayaan kelompok tertentu.
Penulis : Saffa Sabila
#Woman For Woman