Fimela.com, Jakarta Di tengah menurunnya kasus Covid-19, varian baru kini muncul. Yaitu varian XE, yang merupakan rekombinan dari Omicron BA.1 dan BA.2. Rekombinan juga banyak terjadi pada virus lainnya.
Untuk itu, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengimbau masyarakat Indonesia untuk tidak mengkhawatirkannya secara berlebih, karena rekombinasi pada virus bukan sesuatu yang baru.
Advertisement
BACA JUGA
Dikutip dari Liputan6.com pada Kamis, (07/04/2022), pemerintah akan selalu memantau dan menggunakan data terkini dengan melakukan penyesuaian kebijakan yang berprinsip pada kehati-hatian. Ditegaskan kembali oleh Wiku Adisasmito, bahwa masyarakat harus tetap waspada, namun tidak perlu takut berlebih.
Advertisement
Ketakutan berlebih mempengaruhi imunitas tubuh
Perlu diingat, ketakutan yang berlebihan pun akan berpengaruh terhadap imunitas tubuh menghadapi berbagai ancaman penularan penyakit di sekitar kita.
Meskipun subvarian Omicron BA.1 dan BA.2 sudah menyebar di Indonesia, sejauh ini varian XE belum ditemukan. Dilansir dari Liputan6.com pada Kamis, (07/04/2022), secara keseluruhan, laporan varian Omicron di Indonesia yang masuk ke data Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID) hingga 6 April 2022 pukul 10.04 WIB berjumlah 9.673 sekuens dengan penambahan 295 sekuens dalam 4 pekan terakhir (99,3 persen).
Penularan 10 persen lebih tinggi dari Omicron BA.2
Dilansir dari Liputan6.com, laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), COVID-19 Weekly Epidemiological Update Edition 85 yang dipublikasikan 29 Maret 2022, varian XE pertama kali terdeteksi di Inggris pada 19 Januari. Lebih dari 600 sekuens telah dilaporkan dan dikonfirmasi.
Prediksi awal tingkat penularan varian XE di lingkup komunitas sebesar 10 persen lebih tinggi dibandingkan subvarian Omicron BA.2. Meski begitu, WHO menegaskan bahwa hal tersebut masih memerlukan konfirmasi lebih lanjut.
Tingkat transmisi dan karakteristik penyakit, termasuk tingkat keparahan varian XE masih terus diteliti oleh WHO. WHO juga melakukan pemantauan dan penilaian risiko kesehatan masyarakat terkait dengan varian rekombinan tersebut dan akan memberikan pembaruan saat bukti lebih lanjut tersedia.
Dalam meneliti varian virus Corona yang beredar, WHO bekerja sama dengan otoritas nasional, lembaga dan peneliti secara rutin menilai, apakah varian SARS-CoV-2 mengubah karakteristik transmisi atau penyakit, mempengaruhi efektivitas vaksin, terapi, diagnostik atau kesehatan masyarakat.
Varian SARS CoV-2 yang menjadi perhatian (Variant of Concern/VoC), Variant of Interest (VoI), dan varian dalam pemantauan dinilai berkala berdasarkan risiko yang ditimbulkan kesehatan masyarakat global. Saat bukti tersedia, klasifikasi varian akan direvisi.
*Reporter: Jeihan Lutfiah Zahrani Yusuf
#Women For Women