Fimela.com, Jakarta Dalam sebuah studi laboratorium independen, AstraZeneca mengatakan koktail berbasis antibodi untuk menangani Covid-19 terbukti mempertahankan aktivitas penetralan terhadap varian Omicron beserta sub-varian BA.2 yang disebutkan menular dengan cepat.
Dilansir dari Liputan6.com pada Jumat, (25/03/2022), data dari studi oleh Universitas Washington menunjukkan terapi itu mengurangi jumlah virus yang terdeteksi dalam sampel semua subvarian Omicron yang diuji di paru-paru tikus, kata pembuat obat yang terdaftar di London itu, Senin (21/3/2022).
Advertisement
BACA JUGA
Terapi Evusheld telah diuji terhadap subvarian Omicron BA. 1, BA 1.1, dan BA.2. Dan terbukti membatasi peradangan pada paru-paru.
Advertisement
Telah dilakukan uji coba
Temuan ini juga dinilai mampu menjadi opsi yang berpotensial untuk melindungi diri dari Omicron dan subvariannya
"Temuan ini lebih lanjut mendukung Evusheld sebagai opsi penting yang potensial untuk membantu melindungi pasien yang rentan seperti gangguan kekebalan yang dapat menghadapi hasil buruk jika mereka terinfeksi COVID-19," kata eksekutif senior AstraZeneca John Perez, dikutip dari dari Liputan6.com pada Jumat, (25/03/2022)
BA.2 mulai mewabah
Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan angka minggu lalu, yang menunjukkan lonjakan global dalam 19 kasus COVID, bisa menjadi masalah yang jauh lebih besar karena varian Omicron dan BA.2 menyebar di tengah pelonggaran pembatasan dan pengujian.
Bergantung pada sistem kekebalan yang utuh
Vaksin bergantung pada sistem kekebalan yang utuh untuk mengembangkan antibodi yang ditargetkan dan sel penangkal infeksi, tetapi Evusheld mengandung antibodi buatan laboratorium yang dirancang untuk bertahan di dalam tubuh selama berbulan-bulan untuk menahan virus jika terjadi infeksi.
Sedang dalam peninjauan
Hasil laboratorium tersebut baru muncul setelah inggris menyetujui terapi untuk mencegah infeksi pada orang dewasa dengan imun yang buruk pada pekan lalu.
Saat ini, Evusheld sedang dalam peninjauan Eropa dan telah disahkan di Amerika Serikat.
*Reporter: Jeihan Lutfiah Zahrani Yusuf
#Women For Women