Fimela.com, Jakarta Berbicara mengenai bencana alam, tsunami adalah salah satunya yang sering terjadi di Indonesia. Tsunami sudah pernah terjadi beberapa kali di Indonesia, salah satunya tsunami yang terjadi di Aceh pada akhir tahun 2004.
Indonesia tergolong sering dilanda oleh tsunami. Penyebab tsunami di Indonesia karena wilayah ini berada diantara tiga lempeng tektonik dan cincin api pasifik.
Advertisement
BACA JUGA
Penyebab tsunami dapat terjadi karena pergerakan tiba-tiba di dasar laut yang menyebabkan perpindahan sejumlah air besar. Namun penyebab tsunami yang paling sering terjadi adalah akibat gempa bumi bawah laut. Apabila gempa berada dekat dengan permukaan air laut, berada pada jarak 0 hingga 30 kilometer di bawah permukaan laut, tsunami mungkin akan terjadi.
Selain gempa bumi bawah laut, masih ada aktivitas alam lainnya yang dapat memicu tsunami. Untuk lebih jelasnya, berikut Fimela.com telah merangkum penyebab tsunami akibat aktivitas alam beserta tanda dan langkah mitigasinya. Dilansir dari Liputan6.com, simak ulasan selengkapnya di bawah ini.
Advertisement
1. Adanya Gempa Besar
Gempa bumi adalah pemicu paling umum terjadinya tsunami. Gempa yang paling berpotensi menimbulkan tsunami adalah gempa yang terjadi pada zona penunjaman yang dangkal.
Namun, tidak semua gempa seperti ini menyebabkan tsunami. Biasanya, hanya gempa berkekuatan di atas 7,0 skala magnitudo momen yang memiliki potensi ini. Tsunami Aceh 2004 merupakan contoh tsunami yang diakibatkan gempa bumi bermagnitudo 9,1.
2. Aktivitas Vulkanik pada Gunung Berapi
Berikutnya, penyebab tsunami lainnya adalah aktivitas vulkanik, terutama dari gunung berapi yang berada di dekat atau di bawah laut. Umumnya, aktivitas vulkanik menyebabkan naik atau turunnya bibir gunung berapi, memicu tsunami yang mirip dengan tsunami gempa bumi bawah laut. Contoh tsunami ini terjadi di Selat Sunda pada 22 Desember 2018 yang diakibatkan oleh letusan Anak Krakatau.
Advertisement
3. Tanah Longsor
Adanya kejadian tanah longsor juga dapat memicu terjadinya tsunami. Tanah longsor ini dapat terjadi juga di bawah laut. Tanah longsor bawah laut sering terjadi akibat gempa, longsor dapat memperparah gangguan pada air setelah gempa. Fenomena ini dapat menyebabkan tsunami bahkan pada gempa dengan kekuatan yang biasanya tidak menyebabkan tsunami.
4. Jatuhnya Benda Asing dari Langit
Hantaman benda langit seperti meteor yang jatuh ke permukaan laut dapat menyebabkan ketidakseimbangan lempeng laut. Ini mengakibatkan gempa dan tsunami yang sangat besar. Tsunami yang disebabkan oleh tabrakan luar angkasa adalah kejadian yang sangat langka.
Meskipun tidak ada tsunami yang disebabkan oleh meteor/asteroid yang tercatat dalam sejarah baru-baru ini, para ilmuwan menyadari bahwa jika benda-benda langit ini menabrak lautan, sejumlah besar air tidak diragukan lagi akan menjadi penyebab tsunami.
Advertisement
Tanda-tanda Tsunami
Gempa besar
Tsunami yang diakibatkan reaksi tektonik akan diawali dengan gempa besar yang umumnya bermagnitudo lebih dari 7. Menurut BNPB, ada umumnya di Indonesia didahului dengan gempa bumi besar dan susut laut.
Di Indonesia tsunami terjadi dalam waktu kurang dari 40 menit setelah gempa bumi besar di bawah laut. Biasanya gempa akan berlangsung lebi dari 20 detik.
Surutnya air laut
Setelah gempa bumi besar terjadi, tanda-tanda tsunami dilanjutkan dengan surutnya air laut. Biasanya ikan dan karang akan tampak di permukaan.
Surutnya air laut dapat terjadi secara tiba-tiba usai gempa terjadi. hal ini disebabkan terbukanya lempengan bumi di bawah laut, otomatis air laut akan mengisi ruang yang dibuat oleh lempeng bumi yang terbuka.
Suara gemuruh
Suara gemuruh seperti suara deru kereta atau pesawat jet melintas bisa menandai gelombang tsunami akan datang. Jika mendengar suara gemuruh tiba-tiba, perlu diwaspadai akan bahaya tsunami yang akan terjadi. Suara gemuruh ini terjadi akibat adanya pergeseran lempeng bumi dibawah laut.
Perilaku hewan sekitar
Hewan-hewan juga bertingkah tidak lazim dari biasanya saat tsunami hendak terjadi. Biasanya burung-burung akan muncul di area laut. Binatang akan cenderung menjauhi laut karena insting tajam mereka akan bahya yang terjadi.
Aktivitas laut yang tak biasanya
Tanda-tanda akan terjadinya tsunami lainnya adalah aktivitas laut yang tidak normal. Gelombang air laut akan datang secara mendadak dan berulang dengan energi yang sangat kuat.
Beberapa menit sebelum adanya gelombang besar, akan ada gelombang-gelombang kecil yang menandai kembalinya air laut. Larilah menuju dataran tinggi, pegunungan, ataupun perbukitan untuk menyelamatkan diri dari sapuan gelombat tsunami.
Langkah Mitigasi Menghadapi Bencana Tsunami
Dilansir dari Buku Saku Tanggap Tangkas Tangguh Menghadapi Bencana oleh BNPB, terdapat beberapa langkah mitigasi bencana untuk menghadapi tsunami yang perlu diketahui, beberapa diantaranya:
1. Jika kamu tengah berada di sekitar pantai dan terasa ada guncangan gempa bumi, air laut dekat pantai surut secara tiba-tiba, segeralah lari menuju ke tempat yang tinggiseperti perbukitan atau bangunan tinggi sambil memberitahukan teman-teman yang lain. Saat merasakan gempa yang berlangsung 20 detik atau lebih, segera lakukan tidakan evakuasi secepat mungkin.
2. Jika kamu tengah berada di rumah, usahakan untuk tetap tenang dan segera membimbingkeluarga untuk menyelamatkan diri ke tempat yang lebih tinggi dan aman. Cepat berlari ke tempat yang tinggi dan berdiam diri di sana untuk sementara waktu setelah satu gempa bumi besar mengguncang.
3. Jika sedang berada di dalam perahu atau kapal di tengah laut serta mendengar berita dari pantai telah terjadi tsunami, jangan mendekat ke pantai. Arahkan perahu ke laut.
Jika gelombang pertama telah datang dan surut kembali, jangan segera turun ke daerah yang rendah. Biasanya gelombang berikutnya akan menerjang. Jika gelombang telah benar-benar mereda, lakukan pertolongan pertama pada korban.