Sukses

Info

Wajah Dunia setelah Memasuki Masa Endemi COVID-19

Fimela.com, Jakarta Rochelle Walensky, Direktur CDC pernah mengatakan bahwa saat ini, dunia telah memiliki banyak penyakit endemi, salah satunya adalah influenza dan mungkin akan segera terjadi dengan COVID-19. Ini bukan berarti bahwa pandemi hampir berakhir, karena banyak bagian dunia masih mengalami peningkatan jumlah kasus, rawat inap, dan kematian yang disebabkan oleh varian baru Omicron yang sangat menular.

Ketua Departemen Epidemiologi dan Penyakit Mikroba di Yale School of Public Health Albert Ko setuju bahwa saat ini bukan situasi di mana kita bisa langsung beralih dari pandemi ke endemi. Menurutnya, untuk memasuk tahapan endemi, itu adalah proses bertahap dan sedang kita jalani saat ini.

Jadi, inilah yang perlu kamu ketahui tentang endemi, kapan suatu penyakit bisa dinyatakan sebagai endemi, bagaimana penanganannya, dan apa artinya endemi itu sendiri, seperti dilansir dari beberapa sumber. CDC mendefinisikan endemi sebagai keberadaan konstan dan atau prevalensi penyakit atau agen infeksi yang konstan dalam suatu populasi dalam wilayah geografis.

Dalam istilah yang lebih sederhana, ini berarti titik di mana infeksi tidak lagi mengganggu secara tidak terduga. Perbedaan antara wabah, epidemi, pandemi, dan endemi mengacu pada tingkat penyakit yang berbeda.

 

 

Wajah dunia saat memasuki endemi COVID-19

Wabah umumnya didefinisikan sebagai peningkatan tiba-tiba dalam jumlah kasus penyakit yang melebihi perkiraan normal. Epidemi pada dasarnya adalah wabah besar penyakit yang biasanya dibatasi oleh waktu dan geografi.

Pandemi adalah epidemi yang telah menyebar ke wilayah geografis yang lebih luas, seringkali di seluruh dunia dan biasanya disebabkan oleh virus baru atau jenis virus yang biasanya tidak memiliki kekebalan terhadap manusia. Selain memiliki jumlah infeksi dan kematian yang jauh lebih tinggi daripada epidemi, pandemi cenderung memiliki dampak sosial dan ekonomi yang lebih besar.

Dalam kasus virus Corona, berakhirnya pandemi tidak berarti virus itu hilang, hanya saja dalam tahap hidup bersama, manusia akan terus harus mengatasinya, tergantung pada karakteristik virus itu. Kesalahpahaman terbesar tentang endemi adalah bahwa ini menunjukkan penyakit ringan atau infeksi.

Endemi bukan berarti tidak berbahaya, ini hanya berarti relatif stabil dan bisa diprediksi. Misalnya, flu, yang telah menyebabkan ratusan ribu rawat inap dan kematian setiap tahun, atau campak, HIV, dan cacar air.

Wajah dunia saat memasuki endemi COVID-19

Suatu penyakit dianggap endemi, bervariasi menurut lokasi. Malaria dianggap endemi di tempat-tempat seperti Afrika dan sebagian Brasil, tapi tidak di Amerika Serikat.

Munculnya varian baru atau penurunan tingkat vaksinasi bisa membuat populasi rentang terhadap lonjakan infeksi yang besar. Sulit untuk memprediksi kapan COVID-19 akan menjadi endemi

Secara garis besar, epidemi atau pandemi virus pindah ke status endemi ketika ada keseimbangan antara tingkat penularan virus dan tingkat kekebalan pada populasi. Dengan kekebalan dalam jumlah besar yang didorong oleh infeksi Omicron dan upaya vaksinasi yang berkelanjutan, bisa dikatakan bahwa Omicron akan mempercepat transisi ke endemisitas.

Banyak pakar sepakat bahwa COVID-19 tidak akan hilang sepenuhnya. Oleh karena itu, negara harus menyesuaikan strategi kesehatan masyarakat mereka masing-masing untuk merespon dengan cepat terhadap peningkatan penularan.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading