Fimela.com, Jakarta Rusia sedang menjadi perbincangan hangat oleh seluruh masyarakat dunia, lantaran melancarkan serangan ke Ukraina. Bahkan berbagai negara mengecam keras tindakan Rusia ini.
BACA JUGA
Advertisement
Terkait hal ini, Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira angkat bicara. Ia menilai bahwa serangan Rusia kepada Ukraina akan menyulut kenaikan harga minyak dan banyak dampak negatif terhadap perekonomian Indonesia sendiri.
Namun, ia juga melihat adanya kesempatan bagi Indonesia untuk menjadi penegah, karena saat ini, Indonesia sedang memegang Presidensi G20 di tahun 2022. Ada dua kemungkinan yang bisa dilakukan oleh Indonesia sebagai penengah antara Rusia dan Ukraina, seperti dilansir dari Liputan6.com.
Advertisement
Indonesia sebagai Presidensi G20 tahun 2022 ini
Yang pertama, pemerintah bisa melakukan intervensi dengan mengajak negara-negara yang sedang konflik untuk duduk bersama. Bhima menegaskan, ini khususnya untuk Rusia dan Amerika Serikat, agar kedua negara bisa duduk bersama dalam forum G20 membahas resolusi konflik.
"Kalau pemerintah bisa melakukan itu sebagai Presidensi G20, Indonesia akan dianggap sukses," jelas Bhima.
Tidak hanya itu, Indonesia juga punya kesempatan menarik potensi investasi dari negara-negara yang terlibat konflik, seperti relokasi pabrik besi dan baja, beberapa pabrik elektronik, pabrik otomotif, dan sparepart otomotif. Ini dilakukan sebagai pendekatan kepada para produsen yang memiliki basis produksi di Rusia atau Ukraina untuk segera beralih ke Indonesia.