Fimela.com, Jakarta Vaksin menjadi senjata ampuh dalam menghadapi krisis pandemi Covid-19. Dengan kecanggihan teknologi, pengembangan vaksin yang tadinya memerlukan waktu dua sampai 10 tahun bisa dipersingkat waktunya hingga kurang dari setahun.
Salah satunya teknologi vaksin mRNA yang juga dapat digunakan untuk pembuatan vaksin untuk penyakit prioritas lainnya seperti malaria, TBC, dan HIV. Serta dapat memproduksi produk lain misalnya insulin untuk mengobati diabetes dan obat kanker.
Pembangunan hub atau pusat teknologi vaksin mRNA baru saja diluncurkan di sejumlah negara Afrika, seperti Mesir, Afrika Selatan, Kenya, Tunisia, dan Senegal. Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin pun menginginkan jika pusat teknologi vaksin mRNA bisa hadir di Asia.
Advertisement
Menurutnya, Asia perlu memiliki hub vaksin mRNA seperti di Afrika juga di Brasil dengan kantor Regional WHO. Bahkan belajar dari India yang memiliki teknologi pembuatan vaksin, Menkes ingin Indonesia bisa membuat vaksin mRNA sendiri, seperti diungkapnya dalam rangkaian acara G20, High Level International Seminar: Strengthening Global Health Architecture di JCC, melansir dari Liputan6.com.
Advertisement
Sudut Pandang Budi Gunadi Tentang Teknologi mRNA
Budi Gunadi juga mengemukakan sudut pandangnya tentang ketertarikan dengan teknologi mRNA untuk mengembangkan vaksin yang dapat didistribusikan secara global. baik dari segi kapasitas produksi dan penelitian. Semuanya harus memiliki persiapan yang baik dan kembali menegaskan jika Asia perlu memilikinya.
Apalagi jika terjadi pandemi berikutnya, transfer teknologi dapat membuat replikasi kapasitas produksi vaksin lebih cepat. Tidak hanya ke beberapa negara tetapi lebih banyak negara yang akan membangun sistem pertahanan lebih kuat.
Ia melanjutkan jika ada dua persiapan menghadapi pandemi. Pertama adalah persiapan yang dilakukan selama masa damai dan masa 'perang'.
Selama masa damai merupakan waktu untuk memperbaiki dan mempersiapkan sistem pertahanan lebih lagi. Termasuk pembiayaan global untuk memastikan setiap negara cukup berinvestasi dalam prosesnya.
#WomenForWomen