Fimela.com, Jakarta Nama Drayke Hardman sedang menjadi topik hangat yang banyak dibicarakan oleh orang di seluruh dunia, khususnya para orangtua yang memiliki anak dengan rentang usia yang sama. Drayke adalah seorang anak laki-laki berusia 12 tahun dari Utah yang meninggal bunuh diri karena bully.
Sejak kematiannya, banyak unggahan berisi penghormatan kepada anak laki-laki ini di media sosial, dibarengi dengan seruan untuk menghentikan intimidasi di sekolah dan mengajarkan kebaikan pada anak. Sebuah gerakan Do It For Drayke juga sedang marak berseliweran di media sosial, seruan untuk menghentikan bully anak.
Advertisement
BACA JUGA
Drayke dikabarkan berulang kali diganggu atau mengalami bully di sekolahnya, selama setahun terakhir. Orangtua Drayke, Samie dan Andrew Hardman berulang kali memeriksa kesehatan mental putra mereka, bahkan bertanya apakah ia memiliki pikiran untuk bunuh diri dan Drayke berhasil menyakinkan kedua orangtuanya bahwa ia baik-baik saja.
"Ia berkata tidak dan sepertinya ia merasa jijik saya bertanya kepadanya," cerita Samie, yang dilansir dari people.com.
Advertisement
Kasus bully paling menyesakkan
Diceritakan juga walaupun sekolah telah menskors siswa yang menindas Drayke, pelecehan terus berlanjut. Pasangan ini mengatakan bahwa mereka memperhatikan bahwa Drayke memiliki mata yang hitam setelah ia pulang dari sekolah bulan ini.
Lalu, pada tanggal 9 Februari, Drayke meminta izin untuk melewatkan latihan basket malamnya. Saat semua keluarga kembali ke rumah, mereka menemukan Drayke sudah berusaha mengakhiri hidupnya dan dinyatakan meninggal pada hari berikutnya.
"Jauh di lubuk hati mereka, ada sesuatu yang rusak, yang diambil anak ini dari putra saya dan itu pasti datang dari suatu tempat karena seperti yang dikatakan Samie, anak-anak tidak terlahir marah," kali ini giliran Andrew yang angkat bicara.
"Jadi baginya, ia harus menyerang anak saya untuk membangun kepercayaan dirinya, karena ia kekurangan sesuatu. Artinya, pengganggu ini juga menjadi korban dan di sinilah kita perlu menemukan solusi dengan mengajarkan anak-anak kita bahwa dunia ini telah rusak, tapi merekalah generasi yang akan memperbaikinya."
Kasus bully paling menyesakkan
Menurut stopbullying.gov, 20% siswa di Amerika Serikat berusia 12 hingga 18 tahun mengalami intimidasi, dengan sekitar 46% dari mereka melaporkan insiden tersebut kepada orang dewasa di sekolah mereka. Samie menceritakan bagaimana kepribadian Drayke ketika masih hidup.
"Ia suka membuat orang tertawa. Ia melakukan apa yang ia bisa untuk selalu memastikan bahwa tidak ada orang di dekatnya merasa sendirian."
Kasus ini menarik perhatian begitu banyak orang, termasuk selebritas Hollywood, seperti Kaia Gerber. Ia menuliskan pada akun media sosialnya, bahwa hatinya ikut hancur mendengar kisah Drayke dan setiap anak yang menjadi korban bully.
"Luangkan waktumu untuk membaca ini, tunjukkan ini pada anak-anakmu dan mulailah percakapan dengan mereka. Mari kita ajarkan anak-anak kita tentang kebaikan dan kasih sayang. Bullying tidak pernah dan tidak akan pernah keren," tulis Kaia Gerber.
Anggota Utah Jazz juga memberikan dukungan mereka dan mengundang keluarga Drayke untuk memberikan cincin peringatan NBA All-Star 2022 mereka kepada pemain Donovan Mitchell dan Rudy Gobert. Samie menceritakan bahwa putranya itu saangat menyukai Rudy Gobert dan impiannya adalah bisa bertemu dan memeluk lutut pemain center tersebut.