Fimela.com, Jakarta Selain Reels, Add Yours menjadi salah satu fitur terbaru Instagram yang cukup sering digunakan para penggunanya, termasuk di Indonesia. Kehadiran fitur ini cepat menjadi tren di kalangan pengguna Instagram.
Instagram sendiri menghadirkan fitur Add Yours di Instagram Stories untuk memungkinkan interaksi yang lebih besar di antara sesama pengguna Instagram. Mengumpulkan stories dari sejumlah pengguna dalam satu fitur.
Advertisement
BACA JUGA
Kehadiran fitur ini disambut antusias para pengguna. Bahkan banyak tantangan untuk berbagi keseruan foto yang diadakan menggunakan fitur Add Yours.
Namun dari deretan tantangan yang dihadirkan, ternyata Add Yours justru membuka celah untuk tindah kejahatan siber.
Advertisement
Jadi modus penipuan
Pagi td temen sy tlp, nangis2 abis ditipu katanya. Biasalah, penipu yg tlp minta transfer gtu. Yg bikin temen sy percaya, si penipu manggil dia “pim”. “Pim” adlh panggilan kecil tmn sy, yg hanya org deket yg tau. Terus dia inget dia abis ikutan ini: pic.twitter.com/DdvW62ia0e
— Dita Moechtar (@ditamoechtar_) November 23, 2021
Belakangan beredar stiker Add Yours yang meminta pengguna untuk menginformasikan data pribadi. Seperti misalnya mengunggah variasi nama pengguna.
Tantangan mengunggah variasi nama pengguna ini dijadikan modus penipuan. Diceritakan melalui akun Twitter-nya, @ditamoechtar_ menuturkan
"Pagi td temen sy tlp, nangis2 abis ditipu katanya. Biasalah, penipu yg tlp minta transfer gtu. Yg bikin temen sy percaya, si penipu manggil dia “pim”. “Pim” adlh panggilan kecil tmn sy, yg hanya org deket yg tau. Terus dia inget dia abis ikutan ini," cerita @ditamoechtar sambil mengunggah apa yang ia maksud.
Potensi penipuan dan kekerasan berbasis gender
View this post on Instagram
Peristiwa ini menjadi fokus Advokasi Isu Kekerasan Gender Online melalui akun Instagram @awaskbgo. Pihaknya mengimbau agar masyarakat lebih berhati-hati dalam menggunakan media sosial yang berpotensi mengumbar data pribadi.
Dijelaskan bahwa tren berbagi informasi seperti Add Yours membuat pelaku kejahatan melakukan profiling terhadap data pribadi. Meski kamu tidak merasa memberitahukan secara jelas tanggal lahir, namun pelaku kejahatan bisa melakukan profiling dari permainan atau tantangan yang kamu lakukan di media sosial.
Advertisement
Profiling oleh pelaku kejahatan
"Profiling ini bisa dilakukan dengan mengumpulkan data-data pribadi yang bisa jadi tanpa sadar kita umbar secara terbuka (aka ke followers dan nonfollowers atau mungkin stalker) dengan mengikuti tantangan/ajakan di media sosial, seperti berbagi "variasi panggilan nama kamu" yang juga merupakan data pribadi," jelas akun @awaskbgo.
Dengan data atau informasi yang dikumpulkan bisa dimanfaatkan pelaku kejahatan untuk beraksi seolah-olah mengenal kita dengan dekat. Dalam konteks kekerasan berbasis gender online, korban bisa diintimidasi lebih lanjut menggunakan data yang ia miliki.
Jadi, mulai sekarang Sahabat Fimela perlu waspada dan bijak dalam menggunakan media sosial ya!
Simak video berikut ini
#elevate women