Fimela.com, Jakarta Greysia Polii baru saja mengharumkan nama Indonesia di Olimpiade Tokyo 2020 bersama rekannya Apriyani. Pasangan ganda putri badminton andalan Indonesia ini berhasil meraih medali emas di ajang olahraga tertinggi dunia setelah menang dari pasangan Cina.
Bagi Greysia Polii, ternyata tak mudah untuk mendapatkan emas di ajang Olimpiade. Podium tertinggi Olmpiade yang kini ia dapatkan merupakan penantian panjang bagi perempuan kelahiran 11 Agustus ini.
Tahun 2012 menjadi titik terendah karier Badmintonya dan menjadi pengalaman yang buruk baginya. Di tahun tersebut ia harus tersandung skandal di Olimpiade London 2012.
Advertisement
BACA JUGA
Greysia yang saat itu berpasangan dengan Meiliana Jauhari harus didiskualifikasi, karena diduga sengaja mengalah saat menghadapi pasangan Korea Ha Jung Eun/Kim Min Jung di babak penyisihan Grup C. Mereka diduga berbuat hal tersebut agar terhindar bertemu dengan pasangan Cina Wang Xiaoli/Yu Yang di babak perempat final.
Hal tersebut dianggap melanggar kode etik Federasi Bulu tangkis Dunia (BWF), hingga akhirnya mereka didiskualifikasi dan tidak bisa bertanding lagi di Olimpiade London. Pengalaman tersebut membuatnya menyerah dan berfikir untuk pensiun dari olahraga badminton.
“London olimpiade 2012 menjadi titik terendah dalam hidup saya, merupakan hal yang terburuk yang pernah saya alami. Didiskualifikasi dari event terbesar dunia (Olimpiade) membuat saya ingin menyerah, merasa tak berguna dan tidak tau apa yang harus saya lakukan terhadap hidup saya. Keinginan untuk berhenti berkarir di bulutangkis menjadi satu-satunya pilihan saya waktu itu,” tulisnya pada akun Instagramnya.
Namun, kepahitan yang dirasakan membuat perempuan 33 tahun ini bangkit. Ia mencoba kembali bertanding di Olimpiade 2016 Rio , Brazil.
“Tetapi itu tidak pernah terjadi sampai saya memutuskan untuk mencoba kembali sekali lagi dan berharap untuk bisa lanjut sampai olimpiade Rio 2016,” tulisnya lagi.
Advertisement
Empat tahun berikutnya di Olimpiade Rio 2016
Empat tahun berikutnya, Greysia kembali tampil bersama pasangan barunya, Nitya Krishinda Maheswari di Olimpiade Rio 2016. Greysia pun mencoba untuk menguatkan diri dan menghilangkan rasa traumanya akan Olimpiade.
“4 tahun telah dilewati banyak hal yang saya lalui sebelum saya benar benar berada di olimpiade rio 2016 untuk sekali lagi, sebelum saya berangkat ke Rio saya berjanji pada diri saya untuk menghilangkan rasa trauma dan menikmati setiap detik momen pertandingan olimpiade,” ungkapnya.
Sayangnya Greysia dan pasangannya harus terhenti di babak perempat final karena Nitya menderita cedera. Namun ia merasa terhormat untuk kekalahan kali ini.
“Dan tentu keinginan saya untuk bisa menang kali ini tapi, Keinginan dan realita tidak sesuai dengan apa yang saya harapkan, sedih dan kecewa. Kekalahan di Quaterfinal membuat saya sadar bahwa di olimpiade kali ini SAYA KALAH TERHORMAT dan saya menerima kekalahan itu dengan lapang dada,” paparnya.
Dari kekalahannya tersebut, Greysia justru bersyukur tidak memutuskan berhenti dari olahraga yang membesarkan namanya tersebut. Ia pun dapat mengambil hikmah dari kejadian yang ia alami dan membuatnya untuk tetap kuat berdiri.
“Saya sangat bersyukur 4 tahun lalu saya tidak jadi memutuskan untuk berhenti bermain dan tidak menyerah setiap hari untuk menjalani semua proses yang ada. Kelelahan itu pasti karena di balik semua kesuksesan ada proses yang panjang dan menguras hati tenaga pikiran harus kita jalani. Bagaimanapun saya tidak tau akan terjadi apa di kehidupan selanjutnya tapi satu hal yang pasti bahwa saya selalu mengejar untuk memperbaiki diri saya menjadi lebih baik setiap hari dan selalu berusaha untuk melakukan yang terbaik selama saya masih di berikan kesempatan dalam menjalani kehidupan ini,” tuturnya.
Penantian panjang berbuah manis
Greysia pun kembali ke ajang Olimpiade, kali ini ia pun dipasangkan dengan Apriyani yang telah bersamanya sejak 2017.
Olimpiade yang berlangsung di Tokyo ini menjadi momen terindah khususnya bagi Greysia karena penantian panjang itu diakhiri dengan medali emas setelah berhasil mengalahkan pasangan Cina dua gim langsung.
Tangisan bahagianya pun pecah, walau angka di papan skor belum memastikan match point, karena pasangan Cina Jia Yifan/Chen Qicheng mengajukan challenge atas pukulan terakhir mereka.
Namun tak perlu menunggu lama, sistem hawkeye menunjukkan hasil resmi yang menyatakan ganda putri Indonesia keluar menjadi pemenang di Musashino Forest Sport Plaza, Tokyo, Senin (2/8/2021).
Sambil menangis, keduanya pun saling mengucapkan terima kasih khususnya kepada sang pelatih, Eng Hian. Hingga merayakan selebrasi sambil menari.
“Saya tidak percaya ketika shuttlecock out dan menjadi poin bagi kami di akhir game kedua. Sejujurnya saya masih tak menyangka menjadi juara olimpiade. Kami hanya mencoba menang poin demi poin. Kami memang ingin membuat sejarah bagi bulutangkis, sejarah untuk indonesia,” kata Greysia usai pertandingan seperti dikutip dari NOC Indonesia.
Selamat Greysia dan Apriyani atas prestasi yang sangat membanggakan bagi rakyat Indonesia.
#elevate women