Fimela.com, Jakarta Hidilyn Diaz mengukir sejarah untuk dirinya serta Filipina di Olimpiade Tokyo 2020. Atlet angkat besi itu meraih medali emas pertama untuk negara asalnya sepanjang keikutsertaan Filipina selama 97 tahun di ajang olimpiade.
Atlet berusia 30 tahun tersebut menyabet medali emas saat turun di kelas 55 kg putri, dengan mencatatkan total Angkatan 213 kg, Senin (26/7/2021). Sang lifter mengalahkan jawara China, Liao Qiuyun di Olimpiade Tokyo 2020.
Advertisement
BACA JUGA
Namun siapa sangka, perjalanan Diaz meraih juara tidaklah mudah. Berbagai rintangan menghadang lifter kelahiran Zamboanga tersebut.
Advertisement
Anak tukang becak
Diaz tidak hidup berkecukupan. Sang ayah merupakan pengemudi tricycle atau becak di sebuah desa miskin dekan Zamboanga. Dia meninggalkan keluarganya sejak Desember 2019 untuk mempersiapkan diri tampil di Olimpiade.
Sang lifter bahkan sempat meminta donasi lewat Instagram pribadinya pada Juni 2019. Aksi itu terpaksa dilakukannya karena situasi keuangannya tidak menentu. Di sisi lain, sang atlet tampaknya tidak terlalu diperhatikan oleh pemerintah setempat.
“AKu mengalami kesulitan. Aku malu untuk meminta di sini, tapi aku tidak akan ragu melakukan ini untuk mimpiku dan negara kita membawa pulang medali emas di olimpiade,” ujarnya dikutip Chanelnewsasia.
Dihadang oleh situasi pandemi
Aksinya pun menjadi viral. Beberapa public figure pun menyumbangkan hartanya untuk sang atlet. Komisi Olahraga Filipina yang ikut tertampar akhirnya bergerak memberi 2 juta peso (Rp579 juta) untuknya dari tak lama setelah postingan Instagram tersebut diunggah.
Atlet itu kemudian pergi berlatih di Malaysia pada Februari 2020. Hal ini merupakan saran dari pelatih, Gao, yang menurutnya akan lebih baik jika ia fokus pada kualifikasi ke Tokyo.
Tak disangka, beberapa minggu kemudian muncul pembatasan sosial karena pandemi COVID-19. Hal itu tentu membuat Diaz harus menghadapi kenyataan tutupnya gym, kurangnya akses ke peralatan angkat besi, dan ketidakpastian apakah Olimpiade akan diadakan atau tidak sama sekali.
Selama berbulan-bulan Diaz dan timnya terjebak di sebuah blok apartemen di ibu kota Kuala Lumpur. Mereka terpaksa berlatih di kamar, namun mereka harus berhati-hati agar tidak merusak lantai keramik.
Advertisement
Mencatat sejarah baru bagi Filipina
Pada oktober tahun lalu, Diaz akhirnya pindah ke negara bagian pantai selatan Melaka. Mereka menempati sebuah rumah milik pejabat angkat besi Malaysia. Di sana dia terpaksa berlatih di garasi rumah selama beberapa bulan.
Kini, segala kesulitan yang dialaminya telah terbayar. Diaz berhasil meraih medali emas pertama untuk Filipina.
Sosok yang juga tergabung dalam militer ini pun sebenarnya telah mendapat banyak prestasi di cabang olahraga angkat besi dari tahun tahun ke tahun. Akan tetapi, prestasi tersebut tampaknya tak membuatnya puas.
Pada olimpiade 2016 di Brasil, Diaz meraih perak. Lalu, saat Kejuaraan Dunia 2016 di Thailand, ia merebut perunggu. Asosiasi Penulis Olahraga Filipina pun menganugerahinya predikat Athlete of The Year pada 2017.
Terbukti, berkat dedikasinya yang kuat untuk meraih medali emas. Kini Diaz berhasil mencatatkan sejarah sebagai atlet peraih medali emas pertama Filipina di ajang Olimpiade.
“Aku tidak tahu apakah aku seorang pahlawan nasional. Tapi aku bersyukur Tuhan menggunakanku untuk menginspirasi semua generasi muda dan semua orang Filipina untuk terus berjuang selama pandemi,” pungkasnya.
#Elevate Women