Fimela.com, Jakarta Pernahkah terpikir bahwa pria tanpa sperma di cairan ejakulasi masih bisa memiliki anak? Kondisi tanpa sperma dalam ejakulasi disebut azoospermia, tetapi sperma masih mungkin ada di dalam testis, pabrik sperma kita. Lewat prosedur medis canggih, impian memiliki keturunan tetap bisa terwujud.
Azoospermia Sendiri merupakan kondisi di mana tidak ada sperma yang terdeteksi dalam cairan ejakulasi pada pria. Ini bukan berarti pria sama sekali tidak bisa memiliki anak, tetapi sperma yang dibutuhkan mungkin terhambat atau tidak diproduksi dalam jumlah yang cukup. Kondisi ini dapat disebabkan oleh dua faktor utama, seperti Azoospermia Obstruktif, disebabkan oleh sumbatan pada saluran reproduksi, di epididimis atau vas deferens, yang menghalangi sperma keluar. Testis biasanya masih memproduksi sperma normal, dan penanganannya bisa melalui pembedahan atau pengambilan sperma langsung dari testis untuk program bayi tabung (IVF/ICSI).
Lalu Azoospermia Non-obstruktif, terjadi karena gangguan produksi sperma di testis, bisa akibat kelainan genetik, hormonal, atau masalah testis seperti varikokel. Penanganannya lebih kompleks dan sering memerlukan terapi hormonal.
Advertisement
Faktor penyebabnya beragam, mulai dari kelainan genetik, gangguan hormonal, infeksi atau peradangan di organ reproduksi, efek samping pengobatan, hingga efek samping dari prosedur medis tertentu seperti kemoterapi atau operasi di daerah testis.
Azoospermia seringkali tidak menunjukkan gejala khusus pada seseorang, dan baru akan muncul pada saat pasangan mengalami kesulitan untuk memiliki anak. Untuk mendiagnosis azoospermia, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan seperti Analisis Sperma, pemeriksaan laboratorium untuk melihat apakah ada sperma saat ejakulasi. Tes Hormon, untuk mengevaluasi apakah masalah disebabkan oleh gangguan hormon.
USG Skrotum, untuk melihat apakah ada sumbatan di saluran sperma atau kelainan lainnya. Biopsi Testis, prosedur untuk mengambil sampel jaringan testis dan melihat apakah masih ada produksi sperma.
"Azoospermia bukan berarti pria tidak bisa memiliki anak. Dengan pemeriksaan yang tepat, kita bisa menentukan penyebabnya dan memberikan solusi yang sesuai, baik melalui terapi hormon, pembedahan, atau teknik reproduksi berbantu seperti IVF (in Vitro Fertilization)," kata dr. Widya Juwita, M.Biomed, Sp.And, dokter spesialis andrologi di Bethsaida Hospital.
Advertisement
Apakah Pria Tanpa Sperma Masih Bisa Memiliki Anak?
Meskipun sperma tidak ditemukan dalam air mani, bukan berarti pria tersebut tidak bisa memiliki anak. Beberapa metode yang dapat membantu antara lain:
1. Pembedahan untuk Mengatasi Penyumbatan – Jika azoospermia disebabkan oleh sumbatan di saluran sperma, prosedur operasi dapat membantu membuka kembali jalur sperma.
2. Aspirasi Sperma (TESA/PESA) – Jika sperma tidak bisa keluar secara alami, dokter dapat mengambil sperma langsung dari testis atau epididimis melalui prosedur medis khusus.
3. Terapi Hormon – Jika penyebabnya adalah gangguan hormon, terapi hormon bisa membantu meningkatkan produksi sperma.
4. Teknik Bayi Tabung (IVF + ICSI) – Jika hanya sedikit sperma yang ditemukan, teknik In Vitro Fertilization (IVF) dengan Intracytoplasmic Sperm Injection (ICSI) bisa membantu pembuahan secara langsung di laboratorium.
"Bethsaida Hospital mengembangkan fasilitas Klinik Andrologi dengan dokter spesialis yang berpengalaman dalam menangani berbagai masalah kesehatan hormonal dan reproduksi pria, termasuk azoospermia. Kami menawarkan layanan diagnostik terkini, terapi hormonal, hingga prosedur bedah dan teknik reproduksi berbantu untuk membantu pasangan mewujudkan impian memiliki buah hati," kata dr. Luxandre, General Manager Medis Bethsaida Hospital.
Metode Pengambilan Sperma Lainnya
Selain ICSI, ada beberapa metode lain untuk mengambil sperma, Sahabat Fimela. Metode ini dipilih berdasarkan lokasi dan jumlah sperma yang ditemukan. PESA (Percutaneous Epididymal Sperm Aspiration) mengambil sperma dari epididimis. MESA (Microsurgical Epididymal Sperm Aspiration) juga mengambil sperma dari epididimis, tetapi dengan teknik mikro bedah yang lebih presisi. TESA (Testicular Sperm Aspiration) dan TESE (Testicular Sperm Extraction) mengambil sperma langsung dari testis.
Sahabat Fimela, masing-masing metode memiliki tingkat keberhasilan yang berbeda. Dokter akan merekomendasikan metode yang paling tepat berdasarkan kondisi Sahabat Fimela.
Jangan ragu untuk mendiskusikan pilihan-pilihan ini dengan dokter spesialis fertilitas. Mereka akan memberikan penjelasan detail dan membantu Sahabat Fimela membuat keputusan yang tepat.